Mengenalkan Keberagaman Agama ala Seratus Persen Manusia

Seluruh peserta diajak berkeliling melihat beragam rumah ibadah.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 29 Jul 2017, 15:53 WIB
Peserta tur rumah ibadah di Jakarta (Liputan6.com/ Fachrur Rozie)

Liputan6.com, Jakarta - Berjalan kaki dari Stasiun Juanda, Tim Seratus Persen Manusia mengajak sekitar 40 orang untuk mengunjungi tempat-tempat ibadah di DKI Jakarta. Wisata religi ini sengaja diadakan untuk mengenalkan keberagaman agama di Tanah Air.

Dari Stasiun Juanda, tim bergerak pertama menuju Masjid Istiqlal, Sabtu (29/7/2017).

Para peserta diperkenalkan sejarah berdirinya masjid terbesar di Asia Tenggara itu. Dari mulai sang arsitek yang mendesain bangunan tersebut dari umat Kristiani hingga kedatangan Presiden ke-44 Amerika Serikat Barack Obama.

Peserta tur rumah ibadah di Jakarta (Liputan6.com/ Fachrur Rozie)

Para peserta yang berasal dari berbagai agama ini diberikan kesempatan untuk mengabadikan gambar dengan berlatarbelakang Kakbah mini yang berada di lantai dua masjid yang didirikan pada 1978 ini.

Tim juga mencoba mengajarkan cara membaca ayat suci Alquran. Kebetulan terdapat satu lembar besar ayat Alquran yang dipajang di sisi dinding lokasi untuk memuat foto-foto sejarah Istiqlal.

Setelah merasa puas dan sedikit mengenal sejarah berdirinya Masjid Istiqlal, para peserta diajak menuju Gereja Katedral yang tepat berada di seberang Masjid Istiqlal.

Setelah diperkenalkan sejarah berdirinya Katedral, para peserta langsung diajak menuju Gua Bunda Maria. Tim pun mempersilakan bagi mereka yang beraga Katolik untuk berdoa. Biasanya umat Katolik ini membacakan doa rosario dan novena di Gua Maria.

Namun, Sabtu (29/7/2017) ini, Katedral tengah dijadikan lokasi pesta pernikahan. Para peserta dipersilakan masuk ke dalam gedung secara bergantian, dan tak lama berada di dalam gedung.

Peserta tur rumah ibadah di Jakarta (Liputan6.com/ Fachrur Rozie)

Para peserta hanya melihat bagaimana hikmatnya prosesi pernikahan dua pasang kekasih di altar sambil mendengarkan sakramen pernikahan dari pemuka agama Katolik.

Meski tak bisa berjalan-jalan mengitari luasnya gereja yang diresmikan pada 1901 ini, salah satu peserta yang bernama Novi tetap bahagia. Sebab, wanita berjilbab ini belum pernah masuk ke dalam Gereja Katedral.

"Saya penasaran saja. Belum pernah masuk ke dalam gereja, mau tahu vihara seperti apa, kelenteng seperti apa," kata dia.

Novi mengaku sengaja ikut wisata religi dan berjalan kurang lebih 3 kilometer untuk melihat secara langsung keberagaman agama di Tanah Air.

Lantaran tak bisa berlama-lama di Gereja Katedral, tim langsung mengajak para peserta menuju lokasi berikutnya. Berjalan memutari Gereja Katedral, para peserta diajak untuk melihat Kelenteng Sin Tek Bio.

Lokasi kelenteng yang berada di dalam Pasar Baroe DKI Jakarta ini membuat peserta berjalan menyusuri jembatan layang dan padatnya suasana pasar.

Saat tiba di Kelenteng Sin Tek Bio, sama seperti saat berada di Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, para peserta diperkenalkan sejarah berdirinya kelenteng tersebut.

Kelenteng ini merupakan lokasi tertua yang dikunjungi, karena dibangun pada 1698 oleh para petani setempat. Dahulu, kelenteng ini dikelilingi sawah-sawah.

Setelah peserta dipersilakan swafoto dan melihat patung dewa-dewa, tim langsung mengajak para peserta menuju lokasi keempat Gereja Ayam yang berada tak jauh dari lokasi kelenteng.

Para peserta pun kembali berjalan kaki menuju lokasi terakhir dari perjalanan religi ini. Namun, peserta tidak bisa masuk ke dalam bahkan ke halaman Gereja Ayam.

Pagar gereja yang sama sekali tidak terbuka, tidak menghalangi niat para peserta untuk mengabadikan gambar. Usai diberikan pengenalan sejarah Gereja Ayam, acara pun berakhir.

Farid Ardian, panitia Seratus Persen Manusia mengatakan, kegiatan ini biasanya digelar satu bulan sekali. Kegiatan ini diharapkan bisa mengenalkan keberagaman agama kepada masyarakat luas.

"Melihat perbedaan jangan dari perbedaan. Tapi dari persamaannya," kata Farid.

Saksikan video di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya