Liputan6.com, Pekanbaru - Sejumlah kabupaten di Riau mulai membara karena kemarau kering dan tiupan angin kencang. Api yang semakin mudah muncul menimbulkan dugaan kesengajaan, seperti dalam kebakaran lahan yang terjadi di Dusun Panglima, Desa Kuala Sebatu, Kecamatan Batang Tuaka, Kabupaten Indragiri Hilir.
Dalam sekejap, api melumat 30 hektare lahan di lokasi tersebut. Pemadaman terkendala peralatan. Petugas gabungan dari TNI, Polri dan masyarakat akhirnya hanya menggunakan ember untuk menjinakkan api.
"Pemadaman dilakukan manual dari sumber air kanal dan ember, pompa air terbatas," kata Kabid Humas Polda Riau Kombes Guntur Aryo Tejo, Jumat malam, 28 Juli 2017.
Dia menjelaskan, terdeteksinya titik api bermula dari pantauan satelit yang masuk ke Satgas Karhutla Riau. Laporan itu diteruskan ke petugas di Kabupaten Indragiri Hilir dan dicek ke koordinat satelit.
Berdasarkan pengecekan itu, petugas menemukan dua titik api. Petugas kemudian dibagi dua dan menuju ke lokasi masing-masing memadamkan api. Sulitnya medan menjadi kendala tersendiri karena petugas harus berjalan kaki untuk masuk ke lahan terbakar.
Baca Juga
Advertisement
"Dan di desa tersebut ditemukan lahan terbakar seluas 30 hektare lebih. Api terlihat kian meluas dan mendekati areal sebuah perusahaan di sana," kata mantan Kapolres Pelalawan itu.
Kebakaran akhirnya dipadamkan secara manual. Masyarakat dan TNI beserta Polri bahu-membahu memadamkan api memakai ember dan alat-alat yang bisa membawa air. Petugas tanpa lelah memadamkan api meskipun sadar tidak efektif menjinakkan si jago merah.
"Api makin membesar karena tiupan angin yang kencang dan cuaca yang panas," kata Guntur.
Pendataan di lokasi, lahan ini dimiliki beberapa orang, seperti lahan Pak Sihombing yang orangnya tinggal di Pekanbaru, lahan milik Akbar yang tinggal di Padang, dan lahan Pak Sinaga yang juga tinggal di Kota Pekanbaru.
"Ada juga lahan milik perusahaan, yaitu PT SAGM. Lahannya masih kosong," ucap Guntur.
Saat ini, petugas tengah mengusut apakah kebakaran ini faktor cuaca atau ada kesengajaan untuk membuka perkebunan. Namun, dugaan kesengajaan menguat setelah petugas menemukan beberapa kayu yang diduga digunakan untuk membakar lahan di lokasi tersebut.
Menurut Guntur, pemadaman kian sulit karena lahan berstruktur gambut. Tanah gambut selalu menyimpan bara api di dasarnya ketika terbakar dan akan memercikkan api lagi kalau tidak diinginkan atau terkena tiupan angin kencang.
"Kendala lainnya, sumber air sangat minim di lokasi, alat pompa minim dan cuaca panas," tutur Guntur.
Saksikan video menarik di bawah ini: