Balita Jambi Butuh Rp 900 Juta untuk Transplantasi Hati

Sudah tiga bulan bayi Syahreza dirawat di RSCM Jakarta. Akibat pembengkakan hati, perut bayi malang ini terus membesar.

oleh Bangun Santoso diperbarui 30 Jul 2017, 01:01 WIB
Perut bayi Syahreza terus membesar akibat penyakit pembengkakan hati. (Liputan6.com/Bangun Santoso)

Liputan6.com, Jambi - Sudah tiga bulan M. Syahreza Andina, bayi 8 bulan dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Putra ketiga pasangan Andrizal dan Mutia Farina ini didiagnosa mengidap penyakit pembengkakan hati. Perutnya terus membesar.

Transplantasi hati menjadi solusi yang ditawarkan pihak rumah sakit sebagai upaya penyembuhan penyakit yang diderita balita asal Kota Jambi itu.

Menurut sang ayah, Andrizal, penyakit yang diderita puteranya itu diketahui ketika baru berusia satu bulan. Saat itu, mulai dari mata, tubuh, urine dan buang air besar (BAB) Syahreza berwarna kuning.

"Kami bawa ke rumah sakit dan dokter. Ternyata anak kami mengalami pembengkakan hati, hatinya rusak," ujar Andrizal di Jambi, Kamis 27 Juli 2017.

Karena belum ada rumah sakit di Jambi yang mampu menangani penyakit putra kecilnya itu, bayi Syahreza akhirnya putranya dirujuk ke Jakarta. RSCM menjadi piliahan, dan sejak Mei 2017 hingga saat ini, Syahreza dirawat di rumah sakit tersebut. Proses operasi pertama kali dilakukan pada 12 Juni 2017.

"Selain pembengkakan hati, empedu anak saya juga tersumbat dan juga ada kista. Operasi yang sudah dilakukan baru membuat saluran dari empedu ke usus," ujar Andrizal.

Selama perawatan, kata Andrizal, biayanya ditanggung BPJS, termasuk operasi yang sudah dilakukan. Namun, untuk melakukan transplantasi hati, dibutuhkan biaya Rp 900 juta. Namun BPJS hanya menanggung seperempat biaya operasi atau sekitar Rp 260 juta saja.

Sebelum dilakukan trasnplantasi hati, terlebih dahulu dilakukan screaning terhadap pendonor hati dan penerimanya. Di mana untuk screaning itu biayanya antara Rp 40 sampai Rp 50 juta.

"(Screaning) ini tidak ditanggung BPJS. Dan saya sendiri yang akan mendonorkan hati kepada anak saya nanti," ucap Andrizal yang sehari-hari bekerja sebagai honorer di Pemkot Jambi.

Saat ini, Andrizal hanya bisa berdoa atas kesembuhan anaknya. Selain itu, dirinya masih berupaya mencari jalan keluar untuk memenuhi biaya transplantasi hati Syahreza. Ia masih menunggu hasil pemantauan dokter hingga dinyatakan bisa dilakukan transplantasi hati. Sebab, setelah operasi empedu, perut bayi Syahreza kembali membesar.

Andrizal yang tinggal di Jalan H. Juanda, Mayang Mangurai Alam Barajo, Kota Jambi ini juga berharap ada dermawan yang bisa membantu biaya pengobatan anaknya. Nomor kontak yang bisa dihubungi ada di 0852 6664 5141. Sedangkan nomor rekening bisa melalui Bank BRI, 0606.01.010081.50.7 atas nama Mutia Farina.

Bantuan dari Zola 

Mendengar salah satu warganya tengah dirundung kesulitan. Gubernur Jambi Zumi Zola langsung merespon dengan ikut membantu pengobatan bayi Syahreza. Zola  memerintahkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jambi untuk memfasilitasi pengobatan bayi malang tersebut. Selain itu, Pemprov Jambi juga menyediakan penginapan bagi bayi Syahreza serta orangtuanya selama berada di Jakarta.

"Pemerintah Provinsi Jambi melalui Dinas Kesehatan akan terus memantau perkembangan pengobatan Eza (panggilan bayi Syahreza). Kami berharap agar Eza cepat sembuh. Selain itu, saya imbau masyarakat Provinsi Jambi untuk mendoakan supaya Eza lekas sembuh," ucap Zumi Zola.

 

Saksikan video menarik di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya