Melawan Hoax dan Radikalisme ala Santri

Santri Online sudah memiliki ratusan ribu netizen dari dalam dan luar negeri.

oleh Muhamad Nuramdani diperbarui 30 Jul 2017, 14:57 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Seiring berkembangnya teknologi dan mudahnya masyarakat mengakses informasi atau berita dengan cepat, bertebaran pula informasi palsu atau hoax yang seringkali membuat perbedaan pendapat tajam di masyarakat.

Seperti dalam Sosok Minggu Ini yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu (30/7/2017), seorang santri di Cimanggis Depok, Jawa Barat, tergerak hatinya untuk meminimalisir pengaruh berita hoax dan paham radikalisme di media sosial. Berawal dari hobinya membaca dan menulis, Abdul Wahab seorang pemuda yang bahkan tak lulus SMP membuat situs bernama Santri Online.

Bukan tanpa alasan, pemuda yang dulu pernah bekerja sebagai kuli bangunan dan tukang sapu jalanan ini membuat laman Santri Online.

Untuk membantu membiayai operasional Santri Online, pria berusia 28 tahun ini menjual buku-buku dan kaus lewat media sosial.

Meski baru satu tahun berdiri, Santri Online sudah memiliki ratusan ribu netizen dari dalam dan luar negeri. Dibantu oleh 15 relawan yang tersebar di seluruh Indonesia, Santri Online juga memberikan seminar gratis ke sekolah-sekolah, pesantren, dan perguruan tinggi.

Santri Online juga berdakwah lewat streaming media sosial, dan apa yang dilakukan Abdul Wahab ini menjadi inspirasi banyak orang.

Wahab berharap apa yang dilakukannya menjadi paku untuk menyatukan perselisihan untuk mewujudkan perdamaian.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya