Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengkritik pemerintahan China yang dinilai pasif terkait isu Korea Utara. Kritik itu datang setelah Pyongyang melakukan uji coba rudal antar benua pada 28 Juli 2017.
Melalui Twitter, Presiden Trump mengungkapkan kekecewaannya terhadap pemerintahan Komunis China yang dianggap tidak melakukan apa pun guna menghentikan program rudal dan misil Korea Utara. Demikian seperti yang dilansir dari The Guardian, Minggu (30/7/2017).
"Saya sangat kecewa terhadap China. Pemimpin yang lalu telah membiarkan mereka menghasilkan ratusan miliar dollar per-tahun dalam perdagangan, namun...mereka tidak melakukan apa-apa untuk kita terkait Korea Utara, hanya berbicara," kata Presiden Trump melalui akun Twitter-nya, @realDonaldTrump pada 30 Juli 2017.
"Kita tidak akan membiarkan ini berlanjut. China dapat dengan mudah menyelesaikan masalah itu," tambah @realDonaldTrump.
Baca Juga
Advertisement
Komentar itu dilontarkan oleh Trump setelah Kim Jong-un kembali melakukan uji coba rudal balistik antar benua (ICBM) pada Jumat petang waktu setempat. Tindakan itu dideskripsikan oleh media pemerintah Korut sebagai 'peringatan kepada imperialis buas AS'.
Sementara itu pada hari Sabtu lalu, Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson menuduh Rusia dan China telah menjadi 'penyokong utama perekonomian Korea Utara'. Ia juga mengklaim bahwa Moskow dan Beijing memiliki 'tanggung jawab unik serta khusus' atas segala program pengembangan nuklir Kim Jong-un.
Sementara itu, meski sejumlah pihak menganggap komentar Presiden Trump terhadap China terkait isu Korut melalui Twitter merupakan sebuah 'gertak sambal', pakar menilai bahwa Beijing perlu memerhatikan respons itu secara serius.
"Saya pikir, tweet yang disampaikan Trump hanya gertakan semata. Namun, pemerintah China harus memerhatikan itu secara serius. Beijing harus bersiap menerima sikap tidak menyenangkan dari AS untuk beberapa waktu ke depan," kata Li Yonghui, pakar hubungan internasional dari Beijing’s Foreign Language University.
Li juga menilai bahwa relasi harmonis Presiden Trump dengan Presiden China Xi Jinping yang telah dibangun sejak pertemuan di Mar-a-Lago, Florida, April 2017 lalu dapat kandas dalam waktu dekat. Kandasnya hubungan itu dipicu oleh stagnasi sikap China terhadap Korut, berlawanan dengan keinginan AS yang sejak April lalu meminta agar Beijing dapat menekan Pyongyang secara lebih agresif.
"Tweet itu dapat menunjukkan bahwa Trump mulai kehilangan kesabaran dan kepercayaan terhadap China," jelas Li.
Hingga saat ini, China belum memberikan respons terkait kritik Presiden Trump. Akan tetapi, Beijing telah memberikan komentar terkait uji coba rudal terbaru Korut yang dilakukan Pyongyang pada Jumat kemarin.
Pada Sabtu kemarin, China mengecam uji coba rudal itu dan mendesak 'semua pihak yang berkepentingan' untuk menahan diri serta 'menghindari ketegangan yang kian meningkat'.
Saksikan juga video berikut ini