Liputan6.com, Jakarta - Salah satu pasar yang belum "ditembus" PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) adalah Eropa. Di luar itu, mereka telah mengekspor ke 80 negara di Asia, Timur Tengah, Afrika, Oseania, dan bahkan Amerika Latin.
Edward Otto Kanter, Wakil Presiden Direktur TMMIN mengatakan, untuk bisa memasarkan produk ke satu wilayah, dibutuhkan komunikasi dengan Toyota lain yang beroperasi di wilayah tersebut.
Baca Juga
Advertisement
"Kami harus berdiskusi dengan region yang ada di Eropa untuk tahu bagaimana kita menembus pasar itu. Kami melihat produk ini diterima atau tidak secara model," ujarnya dalam media gathering yang dihelat Jumat (28/7) pekan lalu di Jakarta.
Menurut laman Toyota Eropa, sampai saat ini mereka punya enam pabrik. Keenamnya ada di Prancis, Inggris, Turki, Ceko, Rusia, dan Portugal. Masing-masing pabrik punya spesialisasi tersendiri yang telah sejak awal disesuaikan dengan kondisi pasar.
Aspek lain yang harus diperhatikan adalah bagaimana regulasi di negara yang bersangkutan. "Tentu (kalau mau masuk) regulasinya juga harus diadopsi oleh kami," ucap Edward.
Regulasi yang dimaksud termasuk soal standar minimal teknologi dan emisi gas buang, di mana keduanya punya spesifikasi yang lebih tinggi ketimbang yang ada di sini. Tentu butuh investasi yang besar untuk menyesuaikan dengan pasar itu.
Belum lagi, harus dipikirkan pula bagaimana layanan aftersales-nya. "Produk kita bukan jual putus. Jadi layanan aftersales, termasuk penyediaan sparepart, semuanya harus dipersiapkan," ucap Edward.
Alasan-alasan ini yang membuat Toyota belum mengekspor mobil ke Eropa. Dan bahkan mungkin tidak akan melakukannya.
Untuk diketahui, beberapa produk Toyota yang cukup mendapat tempat di pasar Eropa adalah Yaris, Auris, Verso, C-HR, Corolla, Camry, RAV4, dan Land Cruiser. Tidak semua model diproduksi dan ada di sini.
Simak Video Menarik Berikut Ini: