Liputan6.com, Beijing - Presiden China Xi Jinping memimpin sebuah parade militer besar pada hari Minggu waktu setempat atau beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengkritik kegagalan Beijing mengendalikan Korea Utara.
Parade yang diumumkan pada Sabtu lalu itu merupakan bagian dari peringatan 90 tahun Tentara Pembebasan Rakyat (PLA). Momen tersebut juga dipandang sebagai unjuk kekuatan Presiden Xi jelang pertemuan kunci Partai Komunis di mana diprediksi akan terjadi perombakan.
Tidak seperti sebelumnya, parade militer teranyar ini dilakukan di pangkalan militer terpencil di Mongolia Dalam, bukannya di pusat Kota Beijing.
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan China mengatakan, Zhurihe sengaja dipilih untuk menyoroti kesiapan tempur PLA. Zhurihe merupakan pusat pelatihan militer terbesar di Asia yang terletak di tengah padang pasir dan dilengkapi dengan maket seukuran istana presiden Taiwan.
Ia juga menekankan, parade di zona perang telah lama dijadwalkan.
"Mereka tidak ada hubungannya dengan situasi yang tengah terjadi di kawasan saat ini," ungkap Kolonel Ren Guoqiang melalui sebuah pernyataan seperti dikutip dari CNN, Senin (31/7/2017).
Korea Utara melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) pada Jumat lalu. Mereka mengklaim peluru kendali tersebut dapat menjangkau seluruh wilayah Negeri Paman Sam.
Baca Juga
Advertisement
Trump telah menekan Beijing, selaku sekutu utama Pyongyang yang menyediakan jalur kehidupan ekonomi bagi rezim Kim Jong-un untuk menggunakan pengaruhnya demi menghentikan program nuklir dan rudal Korut.
"Saya sangat kecewa dengan China. Pemimpin yang lalu telah membiarkan mereka menghasilkan ratusan miliar dolar per tahun dalam perdagangan. Namun, mereka tidak melakukan apa-apa untuk kita terkait Korea Utara, hanya berbicara," kata Presiden Trump melalui akun Twitter-nya, @realDonaldTrump pada 30 Juli 2017.
Ayah lima anak tersebut juga menuliskan, "Kita tidak akan membiarkan hal ini berlanjut. China dapat dengan mudah menyelesaikannya!"
Mengenakan pakaian militer, Presiden Xi yang merupakan ketua Partai Komunis memeriksa 12 ribu tentara dalam berbagai formasi. Ia menumpangi sebuah jip militer terbuka.
Menurut Kementerian Pertahanan China, lebih dari 100 pesawat terbang dan nyaris 600 jenis persenjataan dipamerkan dalam parade militer tersebut. Nyaris setengahnya baru pertama kali ditampilkan di muka publik.
Dalam sebuah pidato singkat, Xi menyatakan kebanggaannya pada militer negara itu dan menuntut mereka untuk melanjutkan "kesetiaan penuhnya" kepada partai.
Presiden Xi sama sekali tidak menyinggung kicauan Trump. Ia justru fokus pada peran penting PLA mengingat ketegangan berkobar di seluruh dunia.
"Dunia tidak damai dan perdamaian perlu dipertahankan. Militer kita yang heroik memiliki kepercayaan diri dan kemampuan untuk melestarikan kedaulatan, keamanan, dan kepentingan nasional, serta untuk berkontribusi lebih banyak dalam menjaga perdamaian dunia," ujar Presiden Xi.
Sementara itu, menurut Zhang Baohui seorang profesor ilmu politik di Lingnan University, Hong Kong, Trump telah menyudutkan dirinya terkait persoalan Korea Utara. "Korut menantangnya, satu-satunya tindakan yang bisa ia ambil sekarang adalah dalam hubungan hubungan AS-China. Saya rasa kita mungkin akan melihat aksi sepihak dalam perdagangan, tapi China kemungkinan sudah siap untuk itu".
Yang cukup menarik perhatian dalam parade militer lalu adalah pesawat tempur J-20 yang digadang-gadang mampu menandingi F-22 atau F-35 milik AS.
Selain itu, Tiongkok juga memamerkan pula rudal ICBM. Penyiar TV lokal menyebutnya sebagai "simbol kekuatan besar".
Menurut Zhang, ICBM yang dipamerkan China merupakan jenis DF-31AG yang telah mengalami peningkatan dibanding DF-31A.
Simak video menarik berikut: