Krisis Ekonomi di Venezuela Jadi Mimpi Buruk Perusahaan AS

Krisis ekonomi melanda Venezuela berdampak terhadap keberadaan perusahaan Amerika Serikat di Venezuela.

oleh Agustina Melani diperbarui 31 Jul 2017, 13:04 WIB
Krisis ekonomi melanda Venezuela berdampak terhadap keberadaan perusahaan Amerika Serikat di Venezuela.

Liputan6.com, Caracas - Krisis ekonomi melanda Venezuela berdampak terhadap keberadaan perusahaan Amerika Serikat(AS) di Venezuela.

Perusahaan AS tidak dapat keluar dari Venezuela begitu cepat. Kritikus mengatakan, pemungutan suara pada Minggu dapat memungkinkan Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengkonsolidasikan kekuasaan, menyingkirkan lawan politik dan menulis ulang konstitusi sesuai keinginannya.

Negara ini telah menderita hampir empat tahun masa krisis ekonomi. Mata uang Venezuela dan keuntungan perusahaan merosot sehingga semakin banyak perusahaan AS yang keluar dari negara itu. Demikian mengutip laman CNN Money, Senin (31/7/2017).

Delta mengumumkan akan menghentikan sementara penerbangan ke ibu kota Venezuela yaitu Caracas pada September. Ini lantaran ketidakstabilan di negara tersebut. Sebelumnya penerbangan terakhir dilakukan oleh United Airlines dari Venezuela pada awal Juli.

Selain itu, GM menutup operasinya pada Mei setelah pihak berwenang menyita pabriknya. Ford juga menghentikan operasinya pada Desember, dan dilanjutkan pada April. Seorang juru bicara mengatakan kepada CNN Money kalau penghentian produksi dilanjutkan pada Juli.

Situasi di Venezuela begitu kacau sehingga sulit menentukan kepastian berbisnis di sana. Perusahaan yang mempertahankan operasinya dan terus memasarkan produksinya di Venezuela harus menghadapi efek dari banyak masalah di negara tersebut.

Salah satu perusahaan yang masih menjual produksinya yaitu Pepsi Co. Pepsi masih dijual di toko dan restoran. Pepsi mencatat kerugian US$ 1,4 miliar dari bisnis di Venezuela pada Oktober 2015. Selain itu, juga General Mills yang masih menjual sereal Cheerios. Pihaknya pun tidak terganggu keuntungannya dari penjualan di Caracas, Venezuela.

Pada tahun lalu, Bridgestone meninggalkan Venezuela. Demikian juga Colgate, Kimberly Clark dan Mondelez yang memutuskan hubungan dalam beberapa tahun terakhir.

Restoran McDonald's di Venezuela pun masih beroperasi yang dilakukan oleh pewaralaba Arcos Dorados. Pada Januari 2015, MdConald'd sempat kehabisan kentang goreng. Tahun lalu bahkan, pihaknya harus menunda menjual Big Mac.

Coca Cola dijual di Venezuela oleh badan perusahaan yang terpisah yaitu perusahaan Meksiko Coca Cola FEMSA. Pada 2016, operasi sementara dihentikan karena kekurangan gula.

Perusahaan pengeboran minyak Halliburton masih mengoperasikan beberapa rig minyak di Venezuela. Namun, perseroan telah mengurangi produksi lantaran sejumlah tagihan yang belum dibayar oleh perusahaan minyak Venezuela, PDVSA.

Pekan lalu, perusahaan tersebut mengumumkan pihaknya membutuhkan biaya US$ 262 juta selama kuartal II untuk operasi di Venezuela. PDVSA tetap terbebani utang sehingga tidak bisa membayar.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya