Penyelundupan Narkoba dalam Meja Bertulis Ayat Alquran Digagalkan

Arab Saudi menggagalkan penyelundupan narkoba di Bandara Internasional Raja Khalid.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 31 Jul 2017, 15:30 WIB
Narkoba jenis Captagon yang biasa digunakan ISIS gagal diselundupkan ke Arab. (Al Arabiya)

Liputan6.com, Riyadh - Aparat menggagalkan dua upaya penyelundupan narkoba di King Khalid International Airport atau Bandara Internasional King Khalid di Saudi Arabia

Pihak bea dan cukai menyita lebih dari 11.000 narkoba jenis tablet Captagon disembunyikan ke dalam pelat dan meja kayu yang bertuliskan ayat-ayat Alquran.

Captagon diketahui sering digunakan para militan ISIS untuk memacu rasa berani, tak punya belas kasihan, menjaga tubuh seakan segar bugar. Atau dengan kata lain, tablet itu dijadikan doping anggota kelompok teror tersebut agar tak takut mati.

Direktur Bea Cukai Bandara Internasional King Khalid, Mohammed Al-Aqeel mengatakan, upaya penyelundupan pertama terbongkar lewat prosedur pengawasan reguler terhadap barang konsinyasi yang diterima lewat sebuah perusahaan transportasi.

"Yang isinya berupa pelat kayu yang membingkai ayat-ayat Alquran," demikian dikabarkan Al Arabiya Senin (31/7/2017), seperti mengutip keterangan Mohammed Al-Aqeel. 

Dari hasil pemeriksaan lebih lanjut terhadap pelat tersebut, ditemukan lapisan rahasia di dalam kayunya yang menyembunyikan 2.832 pil Captagon.

Pelat yang digunakan untuk menyelundupkan narkoba jenis Captagon di Saudi Arabia. (Al Arabiya)

Dalam pengiriman kedua pada penerbangan lain yang berisi meja kayu, ditemukan lebih banyak pil Captagon di dalam lapisan rahasianya.

Captagon adalah salah satu dari beberapa nama merek untuk senyawa obat fenethylline hydrochloride. Pil itu merangsang sistem saraf pusat, meningkatkan kewaspadaan, meningkatkan konsentrasi dan performa fisik, serta memberikan perasaan nyaman dan euforia.

Menurut News Week, awal tahun ini penyidik di seluruh Eropa telah mencegat ribuan pil Captagon, obat berbasis amphetamine yang populer di kalangan militan seperti ISIS.

Obat tersebut dijuluki "Jihadis Pill".

"ISIS memberi kami obat-obatan, pil halusinogen yang akan membuat mereka yang mengonsumsinya berperang tidak peduli hidup atau mati," menurut salah seorang mantan militan yang berbicara dengan CNN pada 2014.

Captagon konon diciptakan di Jerman pada 1960 untuk mengobati gangguan perhatian dan tidur, dan memiliki sifat sangat adiktif. Pil ini dilarang di sebagian besar dunia pada tahun 1980-an.

Saksikan juga video berikut:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya