Liputan6.com, Jakarta Kabar baik bagi pariwisata Lombok. Maskapai penerbangan asal Korea Selatan (Korsel), Korean Air, Sabtu (29/7), resmi terbangi langit Lombok dari Bandara Incheon Seoul, Korsel. Korean Air dengan nomor penerbangan KE9629 yang mengangkut 194 penumpang mendarat di Lombok Internasional Airport, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat sekitar pukul 13.10 WITA.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mendengar kabar itu langsung sumringah. Setelah pertemuan dengan Chairman Korean Air, April silam, dia sangat yakin jika maskapai asal Korsel itu akan ke Lombok. Alasannya? ada peluang pasar yang sangat besar di Lombok. Yang tidak kalah dengan rute yang sudah diterbangi Korean Air di Asia.
Advertisement
“Pesona wisata Lombok tak pernah berhenti berdetak. Namanya kian ngehits di telinga traveller dunia lantaran kesuksesannya menyambar dua gelar juara dunia di World Halal Tourism Award (WHTA) 2015 dan tiga gelar juara dunia WHTA 2016, itu menjadi salah satu alasan Korean Air terbang ke Lombok,” ucap Arief Yahya di Jakarta, Sabtu (29/7).
Menpar Arief Yahya menyebut, NTB sangat diuntungkan, karena dalam peta Pariwisata Indonesia, Lombok tergolong destinasi baru. Memang Lombok sudah terkenal, tetapi pintu masuknya masih berasal dari Bali. Kini, ada peluang, Lombok diterbangi sendiri secara langsung atau direct flight. “Wisman yang tercatat di pintu Imigrasi Lombok akan semakin besar,” katanya.
Data di Kemenpar menunjukkan jumlah kunjungan wisnus di NTB terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2013 mencapai 2,49 jta wisnus, kemudian pada 2014 jumlah kunjungan wisnus ke NTB meningkat menjadi 2,51 juta wisnus, dan tahun 2015 kembali naik menjadi 3,01 juta orang.
Menpar Arief Yahya memang serius mendatangkan wisatawan asal Korsel. Menurut data, saat ini jumlah wisman Korea (Selatan) pada tahun 2015 adalah 338.671 orang. Sedangkan target tahun 2016 yakni 400 ribu orang (wisman Korsel) atau naik 18 persen. Tahun ini, Kementerian Pariwisata telah menargetkan sebesar 514.000 wisatawan asal Korea Selatan, untuk itu promosi perlu dilakukan untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
Seirama dengan Arief Yahya, Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara mengatakan embrio penerbangan Korean Air saat ini tak lepas dari kunjungan Menpar Arief Yahya ke Korea pada Mei 2016. Saat itu beberapa airlines ditemui di antaranya Korean Air, Jin Air, dan Busan Air.
"Ada dua yang tertarik penerbangan ke Lombok yaitu Korea Air dan Jin. Tapi diputuskan Korean Air yang terbang, selain bertujuan mendongkrak tingkat wisatawan, penerbangan langsung juga akan mempermudah iklim investasi yang masuk dari Korea ke NTB "ujar Pitana yang didampingi Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kementerian Pariwisata, Vinsensius Jemadu.
Pitana menjelaskan kedatangan Korean Air di Lombok, membuka peluang besar maskapai asal Korea Selatan tersebut, melakukan penerbangan secara reguler dari Korea ke Lombok. Tidak lagi Carter flight seperti saat ini. Hal ini dikarenakan wisatawan Korea sudah penuh di Bali dan mereka cenderung mencari tempat lain dan terdekat itu ada di Lombok.
"Dari 194 penumpang tadi, semua senyum dan senang tidak sangka ada sambutan yang luar biasa," katanya. Korean Air hadir menunjukkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan jajarannya berkomitmen membangun pariwisata di daerah tersebut,” ujar Pitana yang diamini Vinsensius.
VJ sapaan akrab Vinsensius Jemadu menambahkan, Animo masyarakat Korea dalam enam bulan terakhir ke Lombok sangat tinggi. Melihat kesuksesan ini, Kemenpar kembali mengundang maskapai-maskapai, terutama dari Asia Pasifik untuk terbang ke Lombok langsung karena fasilitas, objek wisata dan stakeholder kompak.
"Jadi Juli, Agustus, Oktober akan dilihat dari charter flightnya, mereka akan evaluasi kalau bagus reguler dan tahun ini akan diputuskan," katanya.
Berdasarkan data yang ada sebut Vinsensius Jemadu, sampai saat ini tamu Korea ke Indonesia mencapai 350 ribu orang dan ditargetkan sampai akhir 2017 sebanyak 550 ribu orang. "Terbanyak wisatawan Korea ini ke Bali, baru sisanya ke Jakarta, Kepulauan Riau, dan Lombok," tandasnya.
(*)