Liputan6.com, Boven Digul - Belasan anak usia sekolah dasar di Kampung Aroa, Distrik Arimop, Kabupaten Boven Digul, Papua terus-terusan menjilat pasta gigi yang ditaruh di atas sikat giginya. Rasa manis disertai dengan aroma buah, menjadi daya pikat tersendiri bagi anak-anak itu.
Yohana, 9 tahun, salah satunya, ia mengaku baru pertama kalinya melihat pasta gigi dan sikat gigi seumur hidupnya.
"Rasanya enak. Seperti gula-gula (permen). Manis," katanya sambil terus menjilat-jilat pasta giginya.
Baca Juga
Advertisement
Berbeda dengan Yohana, Robert, anak lelaki berusia 7 tahun, telah habis menelan pasta gigi yang ditaruh di atas sikat giginya.
"Lho, pasta gigi kamu mana?" tanya Lettu Inf Warsito, salah satu Satgas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD), Kodim 1711/Boven Digul yang bertugas di kampung tersebut.
"Su trada (sudah tidak ada) Kakak. Sa (saya) su (sudah) telan," kata Robert sambil malu-malu.
Lettu Warsito tersenyum melihat polah belasan anak-anak ini. Warsito tak pernah lelah mengajarkan anak-anak ini hidup sehat. Mulai dari cuci tangan, sikat gigi hingga mandi.
"Ayo, gosok giginya. Masukkan sikat gigi dan pastanya ya ke dalam mulut. Lalu, mulai gosok giginya bergantian, gigi atas, lalu gigi bawah. Kemudian gigi kanan dan lanjut ke gigi yang sebelah kiri," kata Warsito sambil mencontohkan cara menyikat gigi yang baik kepada anak-anak itu.
Kejadian lucu tak hanya terhenti di adegan menggosok gigi. Saat proses berkumur, usai menyikat giginya, banyak anak-anak justru menelan air kumurannya.
"Ayo buang air kumuran bekas sikat gigi," kata Warsito, sambil memberi contoh membuang air kumuran dari dalam mulutnya.
Namun, beberapa anak diantaranya tidak mengeluarkan air bekas kumuran dari mulutnya.
"Kok tidak ada air kumurannya" tanya Warsito kepada Jonathan.
"Sa (saya) telan, Kakak," ucap Jonathan lantang.
"Wah, air kumuran sikat gigi harus dibuang ya, tidak boleh ditelan, karena itu air kotor dan banyak kuman," ujar Warsito sambil memberi contoh terus menerus, praktek menyikat gigi kepada anak-anak.
Saksikan video menarik di bawah ini:
Aksi Heroik di Boven Digul
Warsito bersama dengan 100-an prajurit Kodim 171/BVD sudah satu bulan lamanya menetap di Kampung Aroa, Distrik Arimop, Kabupaten Boven Digul. Tak hanya mengajarkan pola hidup sehat, namun ratusan prajurit yang tergabung dalam Satgas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ini melakukan sejumlah kegiatan.
Salah satunya penimbunan jalan sepanjang 300 meter yang telah puluhan tahun lamanya berlumpur dan tak pernah mendapatkan perhatian oleh pemerintah setempat.Di sepanjang jalan itu banyak terlihat kendaraan roda dua dan roda empat yang ditinggalkan pemiliknya, karena mengalami kerusakan akibat lumpur.
Agar jalan ini tak lagi menyulitkan warga kampung, maka Satgas TMMD melakukan penimbunan dan pengerasan jalan.
"Kami sangat sedih jika hujan mengguyur daerah ini, karena jalan tambah berlumpur dan makin sulit dilewati," ujar Kopral Albertho.
Namun, niat untuk membantu warga setempat, terus dilakukan hingga usai. Hujan dan panas, serta baju basah hingga kering di badan, selalu menyertai pekerjaan para prajurit.
"Beginilah tantangan kami di pedalaman Papua. Kami berharap, pekerjaan yang kami lakukan dapat dirasakan langsung oleh warga," ujarnya.
Tak hanya perbaikan jalan, pekerjaan lainnya yang dilakukan para prajurit Kodim 1711/Boven Digul pada TMMD ke-99 di Kampung Aroa adalah melakukan pembangunan balai desa, kemudian pembangunan rumah layak huni bagi masyarakat setempat, serta pembangunan gereja.
Para prajurit juga mengajarkan anak-anak belajar membaca, menulis, dan berhitung. Penyuluhan wawasan kebangsaan, bela negara, pelatihan linmas juga diberikan para prajurit kepada masyarakat setempat.
Kepedulian prajurit ini membuat haru sejumlah perempuan di Kampung Aroa. Mama Yakoba bahkan terus mengucapkan terima kasih atas pengorbanan dan ketulusan niat baik prajurit TNI yang turun hingga ke kampung dan membantu warga dalam segala kesulitannya.
"Saat ini kami nyaman, untuk melakukan segala sesuatunya. Jalan yang tadinya berlumpur, sudah dapat dilewati, lalu gereja kami sudah bersih dan rapi," kata Mama Yakoba yang kesehariannya adalah petani.
"Anak-anak juga sudah bisa cara gosok gigi hingga mandi. Semoga Tuhan membalas kebaikan bapak sekalian."
Advertisement