Liputan6.com, Jakarta Hampir empat bulan kepolisian berkutat dengan penyelidikan penyerangan Novel Baswedan dengan air keras. Beberapa orang sempat ditangkap namun dilepas kembali setelah penyidik tidak menemukan alibi keempat orang tersebut menyerang Novel Baswedan.
Sore ini, Senin (31/7/2017), Kapolri Jenderal Tito Karnavian bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka untuk menanyakan perkembangan kasus yang menjadi perhatian publik. Usai pertemuan yang berlangsung dua jam tersebut, jenderal polisi bintang empat ini menyebutkan ada kemajuan penyelidikan.
Advertisement
"Kami menemukan saksi yang cukup penting, tapi yang bersangkutan tidak ingin disebutkan namanya untuk keamanan yang bersangkutan. Itu dia melihat kira-kira lima menit sebelum peristiwa, ada orang yang berdiri di dekat masjid yang itu sosoknya mencurigakan, yang diduga dia adalah pengendara sepeda motor penyerang," kata Jenderal Tito dalam konferensi pers, Senin (31/7/2017).
"Jadi, kalau ada yang di media, majalah lain, saya tidak jelas dapat dari mana. Yang ini adalah dari saksi yang sangat penting, karena lima menit sebelum kejadian," Tito menambahkan.
Hasil dari penyelidikan tersebut, Kapolri sudah melansir sketsa wajah pria yang diduga menyerang Novel Baswedan.
"Ciri-cirinya, tingginya hampir 167 sampai 170 (sentimeter). Agak hitam, rambut keriting, kemudian badan cukup ramping," ujar Kapolri.
Tito menambahkan, pihaknya masih mengejar dan mengidentifikasi pria yang tergambar di sketsa has]il kerjasama dengan kepolisian Australia tersebut. Adapun pernyataan lengkap Kapolri terkait perkembangan penyelidikan penyerangan Novel Baswedan adalah sebagai berikut:
Saya baru saja dipanggil oleh Bapak Presiden untuk menjelaskan perkembangan penanganan kasus dugaan penganiayaan terhadap saudara Novel Baswedan. Dan kemudian saya menjelaskan bahwa hingga hari ini ada 59 saksi yang sudah didengar keterangannya.
Kemudian ada lima orang yang sudah kita amankan. Sejumlah CCTV, ada lebih kurang 50 CCTV dalam radius 1 kilometer juga sudah kita dapatkan juga. Berikut ada beberapa sekitar 100 lebih toko kimia yang sudah kita datangi yang menjual H2SO4, ini juga masih dalam pengembangan kita.
Kemudian, saya juga sudah melaporkan kepada Bapak Presiden bahwa dari lima orang yang sudah kita amankan, yaitu saudara M, saudara H, kemudian saudara MAL, kemudian dilanjutkan dengan namanya Miko, karena muncul di medsos sehingga kita juga mencurigai apakah ada hubungan dengan saudara Novel, diamankan oleh anggota.
Dan kemudian terakhir saudari Miryam yang bukan hanya atas permintaan dari KPK untuk dicalonkan pencarian penangkapan, tapi juga kita berasumsi yang bersangkutan ada hubungannya dengan peristiwa penganiayaan. Lima-limanya sudah kita cek alibinya semua. Dan kita lakukan pemeriksaan mendalam, IT, saksi-saksi, dan lain-lain. Dan kita tidak mendapatkan hubungan antara kelima yang kita amankan dengan peristiwa penganiayaan.
Kemudian, dari saksi-saksi memang ada perkembangan yang makin baik karena semula saksi-saksi yang sudah kita periksa, kita belum menemukan saksi yang melihat, mengetahui wajah tersangka pada waktu kejadian.
Memang yang beredar di media ada CCTV, dan lain-lain, foto. Itu ada foto yang tentang ada di sekitar rumah saudara Novel Baswedan, dua bulan sebelumnya, satu bulan sebelumnya. Ada yang datang ke rumah dalam rangka untuk menanyakan penjualan gamis, karena di rumah saudara novel baswedan juga menjual gamis online. Ini CCTV fotonya sudah kita dapatkan. Tapi kita belum mendapatkan saksi pada saat kejadian.
Yang ada adalah dua orang ibu-ibu yang menggunakan mukena pulang dari masjid. Ada juga saya kira di CCTV yang di medsos, itu sudah kita dengar keterangannya juga, tapi tidak, hanya melihat kejadian, tidak melihat wajah tersangka.
Yang ada adalah kita menemukan saksi yang cukup penting, tapi yang bersangkutan tidak ingin disebutkan namanya untuk keamanan yang bersangkutan. Itu dia melihat kira-kira lima menit sebelum peristiwa, ada orang yang berdiri di dekat masjid yang itu sosoknya mencurigakan diduga dia adalah pengendara sepeda motor penyerang.
Nah, ini kita sudah lakukan berulang-ulang sketsa mulai dari sketsa tangan sampai dengan menggunakan teknologi yang mutakhir, kita bekerja sama dengan rekan-rekan dari AFP, kepolisian Australia, kemudian kita rekonstruksikan menggunakan sistem komputer sehingga terakhir kita dapatkan yang ini. ini mungkin belum di-publish ya, karena ini baru kira-kira dua hari yang lalu ini.
Jadi kalau ada yang di media, majalah lain, saya tidak jelas dapat dari mana. Yang ini adalah dari saksi yang sangat penting, karena lima menit sebelum kejadian. Ini ada di dekat masjid, dia mencurigakan. Yang kita duga dia adalah pengendara sepeda motor.
Ini belum di-publish yah baru kira-kira dua hari yang lalu, jadi kalau ada di media lain itu tidak jelas dapat dari maa. Yang ini adalah dari saksi yang sanagt penting karena lima menit sebelum kejadian, ini ada di dekat masjid dia mencurigakan, yang kita duga dia adalah pengendara sepeda motor.
Ciri-ciri
Ciri-cirinya tingginya hampir 167-170. Agak hitam, rambut keriting, kemudian badan cukup ramping.
Nah kalau kita lihat , sudah yah, ini agak berbeda dengan empat orang yang sudah diperiksa sebelumnya. ada tiga orang yang diperiksa sebelumnya yang tadinya dua bulan sebelum peristiwa ada di sekitar rumah saudara Novel ada dua orang, yaitu H dan M. Tapi cirin-cirinya sangat jauh dengan yang diperistiwa karena ini tinggi badannya tidak ada yang di atas 160 sentimeter, bahkan yang terakhir yang kita amankan namanya Lestaluhu berdasarkan keterangan saudara Novel. Rupanya saudara Novel dapat ini dari anggota Polri, tapi anggota Polri mendapatkannya dari Facebook.
Nah, saudara Lestaluhu ini sangat jauh berbeda karena tingginya hanya 157 sentimeter. Sementara pelaku penyerang ini sekitar 167-170 sentimeter. Dan kemudian wajah juga berbeda, dan ini adalah foto ada saat kita melakukan konfrontasi.
Ada lima orang saksi yang disampaikan oleh Novel Baswedan dan kita temukan juga sendiri ada lima orang, lima-limanya ini empat orang dtampilkan di Polsek Kelapa Gading di dalam ruangan yang bisa dilihat para sanksi lima orang tapi tidak bisa dilihat oleh orang yang ditampilkan, yaitu H, Lestaluhu, M, dan satu anggota Polri dari Polda Metro Jaya, ini sudah ada di media karena dianggap meminjamkan sepeda motor.
Dari empat orang ini semua saksi mengatakan negatif, mereka bukan pelakunya dan kita sudah mendalami empat orang ini alibinya tidak ada di TKP.
Kemudian, kita juga sudah menyampaikan kepada KPK pada tanggal 16 Juni lalu, saya sendiri yang memimpin datang ke KPK bersama dengan tim penyidik Kapolda Metro saat itu, kemudian sudah dipaparkan temuan sampai tanggal 16 Juni, kecuali yang tadi, kecuali yang ada foto tadi yah. yang ini baru dua hari ini. ini pun setelah kita ulangi terus menerus sampai kesimpulan dari saksi hasilnya adalah baik.
Jadi, di sini ada buruk, baik, baik sekali, buruk sekali, dan ini baik artinya mendekati wajah yang dia lihat. Nah ini kami sudah sampaikan kepada KPK yang dihadiri oleh Komisioner, dan esselon 1 KPK saat itu, kita ingin agar teman-teman dari KPK juga bisa bergabung untuk membentuk tim gabungan Polri, khususnya Polda MEtro Jaya dan KPK bergabung.
Baik tim lidik maupun tim analisnya, dan kita akan terbuka untuk itu. Kami sudah menawarkan dari tanggal 16 Juni.
Kemudian kedua, berkaitan dengan adanya informasi dari Novel Baswedan yang disampaikan ke publik dugaan adanya jenderal polisi dan lain-lain, sudah kami sampaikan ini perlu kita tindak lanjuti dengan mendengar keterangan Novel Baswedan secara langsung.
Berkaitan dengan adanya informasi dari saudara Novel Baswedan yang disampaikan ke publik media massa, dugaan adanya jenderal polisi dan lain-lain, sudah kami sampaikan ini perlu kita tindak lanjuti dengan melakukan, mendengar keterangan saudara Novel Baswedan secara langsung. Dan untuk itu pro-justitia. Dan untuk itu kita sudah siapkan tim untuk berangkat ke Singapura untuk mendengar keterangan dan agar lebih fair kita meminta untuk dari KPK juga untuk mendampingi. Pada saat itu bapak ketua KPK Pak Agus Rahardjo juga beliau berkenan untuk mendampingi atau salah satu komisioner untuk mendampingi tim dari Polri.
Sehingga, informasi yang kita dapatkan informasi yang objektif. Namun sampai hari ini informasi dari KPK untuk keberangkatan ke Singapur mendampingi di Singapura belum kami terima dan mungkin dalam beberapa hari ke depan dalam minggu ini kami akan melakukan pembicaraan dengan komisioner KPK untuk membahas langkah-langkah ini.
Baik pemeriksaan pada mendengar keterangan Novel secara detail di Singapura maupun tim dari KPK, tim penyelidik dari KPK yang bergabung dengan Polri untuk melakukan, sekali lagi memverifikasi teknis hal-hal yang sudah dikerjakan oleh polisi, Polri maupun untuk melakukan langkah-langkah bersama ke depan dalam rangka mengungkap kasus ini. Jadi namanya tim gabungan Polri KPK.
Advertisement