Impian Calon Paskibraka Nasional Sulteng Jadi Pembawa Baki

Alsa berjanji akan berlatih dengan sungguh-sungguh agar impiannya sebagai pembawa baki bendera Merah Putih dapat tercapai.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 01 Agu 2017, 09:29 WIB
Sejumlah calon Paskibraka melakukan latihan berbaris sambil membawa bendera latihan di PPPON, Cibubur, Jakarta, Senin (31/7). Memasuki hari ke-7, calon Paskibraka matangkan latihan menaikan bedera. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian calon Paskibraka Nasional 2017 putri menginginkan menjadi seorang pembawa baki Bendera Merah Putih saat upacara Hari Kemerdekaan ke-72 RI. Sebab, jutaan mata akan tertuju kepada sang pembawa bendera pusaka tersebut.

Hal itulah yang membuat calon Paskibraka Nasional asal Sulawesi Tengah, Fira Alsa Marchiana sangat mengidolakan Nilam Sukma Pawening. Nilam bertugas menjadi pembawa baki bendera merah putih saat upacara HUT RI ke-71.

Selain manis dan cantik, Alsa mengatakan Nilam mempunyai karisma yang berbeda.

"Kak Nilam itu cantik, manis, dan berkarisma. Aku ngefans banget sama Kak Nilam," kata Alsa kepada Diary Paskibraka Liputan6.com di PP-PON Cibubur Jakarta Timur, Senin 31 Juli 2017.

Saat melihat Nilam membawa bendera pusaka dan bisa bertemu dengan Presiden Jokowi, perempuan yang bercita-cita sebagai Psikolog ini semakin termotivasi untuk menjadi Paskibraka Nasional.

"Aku lihat di televisi, ada Kak Nilam bawa baki bendera Merah Putih. Di sana aku semakin termotivasi, aku ingin seperti dia," ujar Alsa.

Calon Paskibraka 2017 asal Sulawesi Tengah Fira Alsa Marchiana (foto: instagram alsamarchiana)

Dengan melalui seleksi yang begitu ketat dan panjang, Alsa berhasil menjadi calon Paskibraka Nasional untuk menjadi pasukan pengibar bendera Merah Putih.

"Seleksinya itu ketat dan susah banget buat saya. Seleksinya mulai psikolog sampai seleksi fisik. Tapi Alhamdulillah, saya bisa lolos sampai tahap ini," tutur siswi SMAN 1 Palu.

Alsa mengaku mengincar posisi sebagai pembawa baki. Dia berjanji akan berlatih dengan sungguh-sungguh agar impiannya dapat tercapai. Menyerah tidak ada dalam kamus Alsa.

"Aku mau jadi kayak Kak Nilam, jadi pembawa baki. Kalau sudah sampai di sini, aku nggak boleh menyerah," tandas perempuan yang lahir di Palu, 23 Maret 2001.

 

Saksikan video di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya