Liputan6.com, Palembang - Pembangunan Light Rail Transit (LRT) di sisi Jembatan Fly Over Jakabaring Palembang Sumatera Selatan (Sumsel) membawa musibah bagi warga sekitarnya. Alat berat crane proyek LRT yang membawa girder atau steel box mendadak menimpa rumah warga di dekat proyek LRT tersebut.
Dari informasi yang diterima, pada Selasa (1/8/2017) dini hari, sekitar pukul 03.30 WIB, terjadi suara gemuruh dan getaran yang kuat di kawasan Jalan Gubernur H. Bastian RT 20 /05 Kelurahan Silaberanti, Seberang Ulu (SU) 1 Palembang, Sumsel.
Sumber suara tersebut sontak membuat seluruh warga di sekitar rumah langsung berhamburan keluar. Dua unit alat berat crane yang sedang beroperasi tersebut tiba-tiba terjatuh dan menimpa beberapa rumah di kawasan tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Satu alat berat crane berbobot 80 ton langsung terbalik sehingga menyebabkan tiang crane menimpa rumah. Sedangkan crane berbobot 70 ton yang sedang membawa steel box juga ikut menimpa rumah di pinggir Jembatan Layang Jakabaring.
Kejadian bermula saat dua crane proyek LRT yang dikendarai operator Andri dan Bachtiar sedang mengangkat dan memasang steel box ke sambungan jalur LRT. Saat steel box diangkat oleh dua crane berbobot 70 ton dan 80 ton, tiba-tiba landasan aspal hancur.
Crane 70 ton terjungkal dan diikuti oleh crane 80 ton yang ikut terjatuh. Tiang crane 80 ton langsung menimpa rumah warga yang diketahui milik Syaiful. Kondisi diperparah dengan jatuhnya steel box dan langsung menimpa tiga ruko dan dua rumah yang berada tepat disamping proyek LRT tersebut.
Nahasnya, rumah yang tertimpa steel box tersebut dihuni oleh tujuh orang warga. Karena benturan yang keras dari steel box itu, tiga orang mengalami luka. Ketiga korban yaitu Eliana (60) mengalami luka pada bagian kepala, Andri (31) luka di kepala, dan Rahma (2) luka di pelipis.
Hakim, anak Syaiful, membenarkan bahwa di rumahnya terdapat tujuh orang anggota keluarganya yang sedang tidur terlelap. Namun saat kejadian, dia tidak berada di rumah.
"Saat kejadian saya lagi di Kertapati. Kena semua (di dalam rumah) sampai anak-anak juga. Katanya suaranya besar (saat kejadian)," ujarnya kepada Liputan6.com.
Pemandangan ini juga menarik perhatian warga sekitar, terlebih para pengendara sepeda motor yang sedang melewati Jembatan Fly Over Jakabaring Palembang.
Karena banyaknya kendaraan yang berhenti di pinggir jembatan melihat crane jatuh dan rumah yang hancur. Arus kendaraan dari Jembatan Ampera menuju ke Jakabaring sedikit terhambat. Proyek pembangunan LRT ini sendiri ditangani oleh PT Waskita Karya Persero.
Saksikan video menarik di bawah ini:
Target LRT Terhambat
Kawasan TKP yang dipasang garis polisi masih saja diramaikan oleh para warga yang sibuk mengabadikan momen dengan telepon genggam. Tidak terlalu banyak terlihat para pekerja maupun pihak kepolisian di kawasan sekitar.
Sekitar pukul 11.30 WIB, Gubernur Sumsel Alex Noerdin bersama rombongan langsung mendatangi TKP dan melihat langsung rumah yang ditimpa crane dan steel box.
Menurutnya, insiden ini termasuk musibah. Karena walau sudah dilapisi pelat besi tebal, tetap saja terjadi kecelakaan. Seharusnya kawasan tersebut sudah harus dikosongkan, tapi masih saja dihuni oleh pemilik rumah.
"Mulai hari ini, seluruh ruangan ini harus kosong, tadi sudah sampaikan ke lurah, koramil dan Polsek setempat. Kita berdiri di sini saja tidak boleh, kalau tidak akan banyak korban," ujarnya.
Proyek LRT yang sudah dijalankan sejak 1,5 tahun lalu, lanjut Alex, baru kali ini terjadi insiden di tengah keramaian aktivitas warga. Kecelakaan ini juga berpengaruh besar terhadap melambatnya target LRT yang harus rampung di tahun 2018 mendatang.
Untuk kerugian materil, pihaknya akan memberikan ganti rugi kepada yang bersangkutan. Sedangkan tiga orang korban kecelakaan tersebut hanya mengalami luka lecet dan sudah dipulangkan dari rumah sakit.
"Pasti (mengganggu target LRT), tapi mereka pasti bisa antisipasi untuk percepatan. Meluruskan besi ini saja makan waktu. Kalau tidak kan, sudah bisa selesai semua. Tapi ini musibah, kalau kelalaian itu lain lagi," katanya.
Alex Noerdin juga yakin, seluruh bangunan yang ada di pinggir jalan Jembatan Fly Over Jakabaring Palembang ini tidak mengantongi Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Pihaknya akan berkoordinasi dengan lurah dan Wali Kota Palembang untuk menertibkan bangunan tak mengantongi IMB.
Diungkapkan Taruna Jaya, Ketua RW 05 Kelurahan Silaberanti Palembang, rumah dan ruko yang hancur tertimpa steel box tersebut digunakan untuk tempat tinggal dan usaha jual beli mobil bekas.
"Di dalam rumah ada tujuh orang, istri pemilik rumah, anak-anaknya dan pembantu. Korban cuma luka ringan, ada satu korban anak kecil mengalami luka robek di tempurung kepala. Pak Syaiful sedang di Jawa Timur, sekarang menuju ke Palembang," katanya.
Syaiful sekeluarga memang sudah lama tinggal di rumah tersebut. Jadi kemungkinan untuk pindah mengungsi karena ada proyek LRT itu sulit dilakukan. Sama halnya dengan warga lainnya.
Untuk menghindari terjadinya peristiwa serupa, Taruna yang juga menjabat sebagai Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhajirin yang berada di belakang rumah Syaiful langsung meliburkan ratusan siswanya.
Advertisement