Diplomasi Kopi Hebohkan Indonesia-Sarawak Coffee Festival Kuching

Indonesia-Sarawak Coffee Festival digelar di pusat perbelanjaan terbesar di Kota Kuching. Persisnya di Cityone Mega Mall Kuching, Serawak.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 01 Agu 2017, 14:59 WIB
Indonesia-Sarawak Coffee Festival digelar di pusat perbelanjaan terbesar di Kota Kuching. Persisnya di Cityone Mega Mall Kuching, Serawak.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia-Sarawak Coffee Festival digelar di pusat perbelanjaan terbesar di Kota Kuching. Persisnya di Cityone Mega Mall Kuching, Serawak, pada 28-30 Juli 2017. Gawe Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI itu berjalan sukses.

Kemenpar memang memberikan dukungan bagi terselenggaranya festival yang diinisiasi oleh Konsulat Jenderal RI di Kuching, Serawak itu. Selama acara, banyak disambangi pecinta kopi di Malaysia.



Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana didampingi Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Tenggara Rizki Handayani mengatakan, acara ini sebagai upaya diplomasi tersendiri untuk mempromosikan budaya, tradisi, dan pariwisata Indonesia.

”Potensi Indonesia yang begitu kaya dengan beragam jenis kopi sebagai salah satu minum favorit masyarakat semua kalangan. Ini keunggulan luar biasa negara kita,” ujar Pitana yang juga diamini Rizki.



Rizki menambahkan, selain memiliki banyak manfaat kesehatan, kopi juga telah menjadi gaya hidup tersendiri bagi masyarakat di berbagai belahan dunia dengan cara dan budaya yang berbeda-beda.



"Saat ini kopi-kopi asal Indonesia juga sudah semakin banyak yang mendunia," kata wanita yang biasa disapa Kiki itu. O

leh karena itu, menurut dia, sudah saatnya Indonesia melakukan "diplomasi kopi" agar kopi menjadi brand tersendiri yang mengingatkan masyarakat dunia tentang Indonesia.



"Ini diharapkan agar kopi ada dalam 'top of mind' masyarakat di luar negeri terhadap Indonesia. Pokoknya kalau ingat Indonesia ingat kopi begitu sebaliknya," katanya.

Untuk kepentingan itu, pihaknya kerap kali menjadikan kopi sebagai sarana atau aksesoris ketika mempromosikan pariwisata Indonesia dalam ajang-ajang taraf internasional. 

Ajang Indonesia-Sarawak Coffee Festival juga diharapkannya mampu menjadi salah satu upaya mempromosikan kopi Indonesia.

Terlebih dua negara memiliki budaya minum kopi yang hampir sama. Tercatat Malaysia mengimpor kopi Indonesia sebanyak 106,555 ton biji kopi dari Indonesia sebagaimana data Kementerian Pertanian pada 2015.

Konsul Jenderal RI di Kuching Jahar Gultom saat meresmikan acara itu di City One Mega Mall Kuching, Sabtu, mengatakan pihaknya mengundang produsen kopi, petani, pemasok, dan distributor kopi terbaik dari Indonesia meliputi Medan, Bandung, Lampung, dan Pontianak.

"Saya berharap ajang ini menjadi wadah untuk menyosialisasikan dan membudayakan gerakan minum kopi kepada masyarakat di Sarawak sebagai kebiasaan sehat untuk minum kopi satu cangkir sehari," katanya.



Jahar juga berharap acara itu bisa memberikan nilai tambah dan memperkuat hubungan kerja sama Indonesia-Malaysia.

Festival yang mengambil tema "A blend of Coffee, Culture, and Friendship" itu menghadirkan kopi-kopi asal Indonesia yang dipamerkan di satu lokasi. Para produsen kopi terbaik Indonesia menggelar stand-stand yang siap memanjakan pengunjung dengan kopi-kopi terbaik mereka.

Pengunjung bahkan bisa mencicipi kopi yang mereka inginkan dan membelinya dengan harga spesial selama festival berlangsung.

Beberapa acara yang digelar di Centre Hall depan Metro Jaya Entrance Area City One Mega Mall Kuching itu di antaranya pameran kopi, networking dan business matching, coffee cupping yang diikuti ribuan pengunjung, coffee workshop, coffee talk, barista demo, lucky draw, dan Indonesia movies screening.



Festival itu juga menghadirkan penampilan khusus penyanyi senior Hetty Koes Endang. Dia menghibur pengunjung dengan tiga lagu yang menjadi favorit masyarakat Malaysia. Di antaranya "Berdiri Bulu Romaku."

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, Indonesia sedang menuju destinasi wisata kuliner terfavorit di dunia yang berdaya saing tinggi. Melalui upaya-upaya yang terus dilakukan termasuk promosi ke luar negeri dan di dalam negeri. Hal ini sebagai upaya meningkatkan rasa cinta dan minat masyarakat terhadap kuliner tradisional nusantara termasuk juga untuk nikmatnya kopi Indonesia.

Menpar mencatat sektor kuliner memberikan kontribusi nilai tambah bruto sebesar Rp208,6 triliun dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,5 persen. Sektor kuliner juga menyerap tenaga kerja sebesar 3,7 juta orang dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,26 persen. Unit usaha yang tercipta dari sektor kuliner tercatat sebesar 3,0 juta dengan rata-rata pertumbuhan 0,9 persen.

“Saat ini wisata kuliner bukan fenomena sesaat namun telah menjadi daya tarik dan tujuan utama berwisata ke suatu destinasi. Oleh karena itu wisata kuliner mampu menjadi unsur utama yang berfungsi sebagai perekat terhadap rangkaian berwisata, mengingat kepariwisataan merupakan sektor yang multi-atribut dan prospektif sebagai pintu gerbang sekaligus citra pariwisata Indonesia,” ujar Menpar Arief Yahya.

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya