Liputan6.com, Bengkulu Pelabuhan Samudra, Pulau Baai, Bengkulu, yang memiliki posisi strategis menghadap Samudra Hindia, kini mulai berbenah. Pelabuhan tersebut diproyeksikan untuk menjadi gerbang perekonomian bidang maritim terbesar di pantai barat Indonesia.
Lahan seluas 650 hektare milik PT Pelindo II sudah disiapkan untuk menunjang proyeksi yang masuk dalam rencana strategis pembangunan bidang kemaritiman Indonesia dalam skala besar.
Dari total lahan tersebut akan digunakan untuk membangun terminal penampungan batu bara seluas 300 hektare dengan daya tampung hingga 50 juta ton per tahun.
Pelindo sebagai pemegang otoritas pelabuhan juga akan membangun terminal curah basah untuk menampung minyak mentah kelapa sawit (crude palm oil/CPO) seluas 50 hektare. Di sebelahnya juga akan dibangun terminal peti kemas dengan menggunakan lahan seluas 50 hektare.
Di lokasi ini juga akan dibangun kawasan industri baru yang berdekatan dengan pelabuhan seluas 250 hektare.
Baca Juga
Advertisement
Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, mengatakan pihaknya sudah meneken nota kesepahaman atau MoU dengan Direktur Utama PT Pelindo II sebagai langkah awal mewujudkan rencana besar tersebut.
Pihak lain yang juga sudah menandatangani MoU adalah PT Trans Rentang Nusantara yang akan memulai pembangunan jalur rel kereta api yang menghubungkan Provinsi Bengkulu dengan Sumatra Selatan.
"Kita bersama para pihak sudah membuat pemetaan grand design supaya Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, menjadi pintu gerbang utama kemaritiman pantai barat Sumatera," ucap Rohidin di Bengkulu, Selasa, 1 Agustus 2017.
Direktur Utama (Dirut) PT Pelindo II Elvyn G Masassya mengatakan, pihaknya akan menggelontorkan investasi awal sebesar Rp 600 miliar untuk memulai pembangunan kawasan Pelabuhan Pulau Baai. Ia menilai, selain berada di lokasi yang strategis, Bengkulu juga berpotensi sangat besar untuk dikembangkan di masa mendatang.
"Ini merupakan kontribusi kami untuk pembangunan nasional dan regional secara serius," ujar Elvyn.
Adapun Dirut PT Trans Rentang Nusantara (TRN), Indra Jaya Januar, mengatakan bahwa pembangunan sistem jaringan perkeretaapian di kawasan pelabuhan menuju wilayah Kabupaten Lubuklinggau, Sumatra Selatan, sejauh 143 kilometer itu dalam rangka membuka akses angkutan orang dan barang melewati pantai barat.
Pihaknya menggandeng PT Industri Kereta Api (INKA) dalam menyediakan jalur rel kereta termasuk penyediaan gerbong serta lokomotif.
Investasi yang disiapkan sebesar Rp 11 triliun dan akan tuntas paling lambat tahun 2021. Sebanyak dua stasiun KA atau loading station akan dibangun di wilayah Kecamatan Kota Padang Kabupaten Rejang Lebong dan wilayah Kecamatan Talang Empat, Kabupaten Bengkulu Tengah.
"Setelah MoU ini kami akan mulai merancang Detail Engineering Design atau DED, membuat Amdal dan melakukan akuisisi lahan, pertengahan 2018 kita mulai membangun fisiknya," kata Indra.
Saksikan video menarik di bawah ini: