Liputan6.com, Bekasi - Dewasa ini, sejumlah pabrikan otomotif berlomba memproduksi mobil sport dengan menggunakan bodi berbahan serat karbon. Langkah tersebut dipercaya karena bahan serat carbon memiliki struktur kuat dan ringan. Tak heran mobil berbahan karbon dibanderol cukup mahal.
Tak hanya itu, bodi mobil berbahan serat karbon juga tak bisa dianggap mudah soal perawatan termasuk perbaikan. Sebab, jika patah saat kecelakaan atau lainnya, bodi serat karbon dianggap sangat sulit untuk direparasi.
Baca Juga
Advertisement
Hal tersebut disampaikan langsung Direktur Teknik Bengkel Bodi dan Cat Autoglad, Gunawan Susilo. Kata dia, sulitnya memperbaiki bodi berbahan serat karbon sama seperti bodi mobil berbahan aluminium.
“Enggak semua orang bisa memperbaiki bodi serat karbon dan aluminium. Itu susah,” ungkap Gunawan saat ditemui di bengkel Autoglad, Pekayon, Bekasi, Selasa (1/8/2017).
Menurut Gunawan, bodi mobil dengan serat karbon memiliki keistimewaan tersendiri, karena sangat sulit direkatkan meskipun telah menggunakan teknik las.
“Bahan karbon sekarang teknologi baru. Semua part-nya (jika mengalami kerusakan) diambil semua, terus diganti baru,” ujar Gunawan.
Seperti diketahui, penggunaan serat karbon biasanya diterapkan di bidang dirgantara untuk keperluan bahan baku pesawat terbang. Ini karena bahannya kuat dan ringan.
Namun dalam beberapa tahun belakangan, serat karbon semakin sering ditemukan di dunia otomotif, khususnya dipasang pada mobil-mobil sport. Tentu saja ini dilakukan agar mobil yang menggunakan serat karbon dapat cepat melesat karena bobotnya enteng.
Tak hanya sekadar untuk bodi mobil, saat ini para pabrikan otomotif mengembangkan serat karbon untuk diterapkan pada struktur rangka. Tentunya ini akan membuat mobil menjadi lebih ringan sehingga dapat dipacu dengan cepat.
Simak Video Menarik Berikut Ini: