Liputan6.com, Malang - Belasan ibu–ibu mendatangi sebuah rumah di Jalan Telaga Golf I Nomor 25, Perumahan Araya, Malang, Jawa Timur, Selasa malam, 1 Agustus 2017. Mereka mengaku menjadi korban penipuan modus investasi duit yang dikelola penghuni rumah itu yang dikenal sebagai Mirna Cempluk.
Kesal lantaran yang dicari tidak ada, mereka menyita sejumlah barang yang ada di dalam rumah. Aksi para korban penipuan modus investasi itu cepat dihentikan petugas keamanan perumahan karena status kepemilikan barang belum jelas. Sejumlah personel kepolisian lalu berjaga di depan rumah itu.
Nurul, warga Pakis, Kabupaten Malang, mengaku duitnya sebesar Rp 5 juta yang disetor tak jelas nasibnya lantaran keberadaan Mirna Cempluk tak diketahui sejak tiga hari terakhir.
Baca Juga
Advertisement
"Sudah coba dihubungi, tapi tak dibalas. Karena itulah sebagian barang di dalam rumah kami amankan sebagai jaminan," kata Nurul di Malang.
Nurul menambahkan, investasi yang dikelola oleh Mirna Cempluk itu menjanjikan keuntungan uang langsung. Skemanya, penyerahan duit dibuka setiap bulan pada tanggal 1 dan pencairan keuntungan pada tanggal 20 bulan itu juga. Besaran duit dan keuntungan bervariasi.
Janjinya, jika menyetor modal sebesar Rp 1 juta, maka cair Rp 1,2 juta. Untuk setor Rp 3 juta akan kembali jadi Rp 3,6 juta. Duit Rp 5 juta jadi Rp 6,5 juta dan paling tinggi sebesar Rp 100 juta akan dikembalikan menjadi Rp 140 juta. Nurul sendiri menyetor modal sebesar Rp 5 juta.
"Katanya duit itu diinvestasikan ke usaha perlengkapan bayi sampai perhotelan. Kami dijanjikan keuntungan duit langsung," ucap Nurul.
Ia mengaku mengenal Mirna dan tawaran investasi itu sejak setahun melalui media social Facebook. Ia juga pernah tiga kali mengikuti pertemuan langsung di beberapa tempat berbeda. Mulai di hotel sampai tempat wisata yang seluruh biaya ditanggung Mirna. Ia tak menyangka akan menjadi korban penipuan modus investasi.
Saksikan video menarik di bawah ini:
Misteri Mirna Cempluk
Menurut Nurul, ada 256 perempuan dari berbagai daerah yang bergabung dalam grup percakapan WhatsApp. Mereka menginvestasikan duitnya dengan besaran yang bervariasi. Diperkirakan seluruh duit itu mencapai miliaran rupiah. Beberapa di antaranya mengaku sudah melapor ke kepolisian.
Leli, salah seorang yang juga mendatangi rumah Mirna, mengaku sudah setahun menginvestasikan duitnya dengan kali pertama setor Rp 3 juta. "Semula pengembalian termasuk keuntungan tiap bulan berjalan lancar. Akhirnya investasi tiap bulan terus saya tambah," ucap Leli.
Uang yang disetor Leli total mencapai Rp 50 juta dan saat diambil seluruhnya pada Idul Fitri kemarin sudah menjadi Rp 67 juta. Ia kemudian kembali menyetor sebesar Rp 20 juta, tapi kali ini pengembaliannya tidak jelas.
"Setoran terakhir itu yang tidak tahu kejelasannya kapan dikembalikan. Tiba–tiba Mirna sudah tidak ada," kata Leli.
Iswandi, koordinator keamanan Perumahan Araya, menyebut Mirna Cempluk mengontrak di rumah itu sejak empat bulan terakhir dan tidak lagi terlihat sejak empat hari terakhir.
"Tidak tahu pindah ke mana. Kami juga tak tahu soal laporan penipuan itu. Soal barang di rumah itu belum tentu milik Mirna. Biasanya rumah dikontrak beserta perabotannya," ujar Iswandi.
Kapolres Batu AKBP Budi Hermanto mengatakan, ada beberapa warga Malang yang melapor ke Polres Batu menjadi korban penipuan modus investasi duit dengan tempat kejadian perkara di Malang.
"Berdasarkan cerita mereka, ada juga warga Kota Batu yang turut dalam investasi ini. Intinya, kami menerima laporan masyarakat itu dan mendalaminya secepatnya," kata Budi.
Advertisement