Kekhawatiran Pelemahan Daya Beli Tekan Rupiah

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.323 per dolar AS hingga 13.340 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 02 Agu 2017, 12:52 WIB
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.323 per dolar AS hingga 13.340 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah tipis pada perdagangan Rabu ini. Kekhawatiran pelemahan daya beli menjadi penekan rupiah. 

Mengutip Bloomberg, Rabu (2/8/2017) rupiah dibuka di angka 13.327 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.324 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.323 per dolar AS hingga 13.340 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah mampu menguat 1,06 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.331 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.318 per dolar AS.

Dolar AS akhirnya mampu menguat kembali setelah tertekan hingga ke level terendah dalam 15 bulan. The dollar index yang merupakan indeks nilai tukar dolar AS terhadap beberapa mata uang utama dunia naik ke 93,090 setelah sebelumnya terpuruk di angka 92,777 yang merupakan level terendah sejak Mei 2016.

Dolar AS memang selama ini terbebani kekacauan politik di Gedung Putih. Presiden AS Donal Trump dilihat tidak bisa mengendalikan senat sehingga sangat berdampak kepada rencana reformasi ekonomi dan perpajakan.

"Pelemahan dolar AS sepertinya sudah di titik untuk berhenti. Saat ini pelaku pasar sedang menunggu data tenaga kerja yang akan keluar Jumat nanti," kata analis senior Barclays, Tokyo, Jepang, Shin Kadota.

"Tetapi data tenaga kerja nanti bisa berakibat ke apapun, dolar AS bisa terus menguat tetapi juga bisa kembali tertekan," lanjut dia.

Selain itu, penguatan dolar AS juga didukung oleh kenaikan Wall Street Dow Industrial Average (DJIA) mencetak rekor tertinggi pada perdagangan Selasa. Kenaikan tersebut memberikan harapan yang baik sehingga membuat dolar AS merambat naik.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, rupiah masih stabil dengan kecenderungan tertekan bersamaan dengan nilai tukar di Asia lainnya. Inflasi domestik yang turun memberikan sedikit sentimen positif walaupun terbatasi kekhawatiran bahwa inflasi yang turun lebih akibat penurunan daya beli masyarakat.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya