Liputan6.com, Jakarta Perceraian membuat banyak wanita menjadi ibu tunggal yang harus mengurus dan membesarkan anak seorang diri. Dalam melanjutkan hidup, sebagian besar wanita tetap berusaha membahagiakan anak meski tanpa sosok ayah.
Namun, apakah kehidupan anak yang besar tanpa ayah akan baik-baik saja, atau sebaliknya?
Advertisement
Mengutip laman Romper, Rabu (2/8/2017), penelitian terbaru yang diterbitkan oleh European Society of Human Reproduction and Embryology menunjukkan anak yang dibesarkan oleh ibu tunggal belum tentu lebih menderita dibandingkan anak yang dibesarkan oleh orangtua lengkap.
Penelitian dilakukan dengan membandingkan 69 ibu tunggal dengan 59 ibu yang memiliki pasangan dan mewawancarai beberapa hal mengenai hubungan anak dan orangtua, pengaruh hubungan sosial ibu terhadap anak, dan kesejahteraan anak.
"Kehidupan anak-anak di kedua tipe keluarga berjalan dengan baik dalam hal kesejahteraan," ucap Mathilde Brewaeys, salah satu periset.
Selain itu, kebanyakan anak dari ibu tunggal juga mendapatkan dukungan sosial yang baik.
Brewaeys menambahkan bahwa wanita yang mempertimbangkan menjadi ibu tunggal melalui metode alternatif, termasuk perawatan kesuburan dan adopsi, harus menemukan jaringan sosial yang kuat yang dapat mencakup saudara laki-laki, perempuan, orangtua, teman, guru, dokter keluarga, dan tetangga.
Brewaeys juga mengatakan ada perbedaan antara ibu tunggal yang termasuk dalam penelitian ini, yaitu ibu yang secara sadar membuat keputusan untuk membesarkan anak mereka sendiri, bukannya ibu tunggal yang mungkin pernah mengalami perceraian atau konflik dengan suami sebelumnya.
"Pengaruh negatif pada perkembangan anak berasal dari hubungan orangtua dan anak yang bermasalah, bukan karena tidak adanya seorang ayah," kata Brewaeys.
Saksikan juga video berikut ini: