Menag: Toleransi di Indonesia Bukan Imajinasi, tapi Fakta Nyata

Menag mengatakan, keberagaman merupakan sebuah keniscayaan yang tidak bisa ditolak.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Agu 2017, 08:47 WIB
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberikan sambutan saat meresmikan pemajangan potongan Kiswah (kain penutup Kakbah) hadiah dari Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (10/3). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Yogyakarta - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, toleransi antaragama yang telah terbangun di Indonesia layak menjadi model untuk pemuda dengan beragam latar belakang agama di seluruh dunia.

"Indonesia layak menjadi model bagi dunia, khususnya Asia, melalui kaum mudanya untuk melihat bagaimana semestinya menyikapi keberagaman," kata Lukman dalam pembukaan "Asian Youth Day" ke-7 di Jogja Expo Center, Yogyakarta, Rabu malam, 2 Agustus 2017.

Menurut Lukman, kelestarian bangunan Candi Borobudur sebagai tempat ibadah umat Buddha dan Candi Prambanan sebagai tempat ibadah umat Hindu di tengah masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim menjadi bukti bahwa toleransi antaragama dan budaya masih sangat dijunjung tinggi di negara ini.

Demikian juga hubungan umat Katolik dan umat Islam di Indonesia, menurut dia, bisa terjalin harmonis dan bisa saling menjaga ketika salah satu di antaranya menjalankan ibadah.

"Ini bukan sebuah imajinasi, tetapi sebuah fakta yang nyata," kata Lukman seperti dilansir Antara.

Menag mengatakan, keberagaman merupakan sebuah keniscayaan yang tidak bisa ditolak oleh masyarakat manapun. Melalui keberagaman, justru masyarakat bisa saling melengkapi dan menyempurnakan satu sama lain, bukan saling menegasikan atau meniadakan harkat dan martabat kemanusiaan.

"Karena agama hadir justru agar kemajemukan dan keragaman bisa kita ambil nilai positif dan kemanfaatannya," kata dia.

Asian Youth Day dengan tema "Joyful Asian Youth, Living the Gospel, in Multicultural Asia" merupakan ajang pertemuan tiga tahunan pemuda Katolik se-Asia yang kali ini diikuti 22 negara.

Melalui perhelatan itu, Lukman berharap para pemuda Katolik dapat meneladani sekaligus mengabarkan di negara masing-masing mengenai pola toleransi yang telah terbangun di Indonesia.

"Semoga dengan rangkaian acara yang diikuti kaum muda Katolik di Asia ini semakin membuat mereka memiliki keyakinan yang kokoh, namun juga mau berdialog dan berintegrasi dengan masyarakat yang memiliki keyakinan dan budaya yang berbeda," kata Lukman Hakim Saifuddin.

 

Saksikan video di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya