Di Balik Seruan Jangan Pilih Calon Kepala Daerah Pemaku Pohon

Seruan jangan pilih calon kepala daerah yang memaku pohon disampaikan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup (LH) Jawa Barat.

oleh Panji Prayitno diperbarui 03 Agu 2017, 11:32 WIB
Seruan jangan pilih calon kepala daerah yang memaku pohon disampaikan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup (LH) Jawa Barat. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Maraknya perilaku para bakal calon (balon) kepala daerah di Cirebon yang memasang spanduk dengan memaku pohon di sepanjang jalan, menuai reaksi keras dari Badan Lingkungan Hidup (LH) Jawa Barat.

Kepala Badan LH Jabar Anang Sudarna menyerukan kepada masyarakat untuk tidak memilih calon pemimpin daerah yang tidak peduli terhadap lingkungan, termasuk memaku pohon yang masih hidup.

"Ini bukan berarti saya berpihak kepada partai atau salah satu bakal calon yah. Tapi ini bagian dari kampanye kami tentang lingkungan hidup," kata Anang, Rabu, 2 Agustus 2017.

Menurut Anang, jika seorang pemimpin pada setiap tingkatan baik kepala desa maupun presiden tidak peduli lingkungan, dia dinilai tidak peduli dengan kehidupan.

Anang menegaskan, memaku pohon demi kepentingan popularitas masuk dalam kategori merusak lingkungan. Maka itu, dia meminta para bakal calon kepala daerah di Cirebon maupun di Jawa Barat agar menertibkan pendukungnya untuk tidak merusak pohon atau lingkungan sekitar.

"Omong kosong kalau mereka peduli lingkungan nyatanya para pendukung masih tetap memasang paku di pohon. Jangan dipilih," kata Anang.

Di sisi lain, Anang memaklumi geliat Pilkada Serentak 2018 sudah banyak dilakukan. Namun, dia menyarankan agar para pendukung agar tidak membawa atribut kampanye yang berdampak kepada perusakan lingkungan.

"Minimal kalau mau nempel di pohon jangan dipaku, cukup diikat tali tambang saja atau beli sendiri bambunya dipasang di dekat pohon yang ada di jalan. Pokoknya jangan merusak," ujar dia.

Menyikapi geliat para bakal calon menghadapi pilkada serentak tersebut, Anang mengaku sudah mengirim surat edaran kepada parpol yang ada di Jawa Barat. Terutama, partai politik yang dipastikan akan ikut dalam pilkada bersama.

"Kami sudah surati parpol, tidak tahu lagi kalau gubernurnya, karena mungkin masih ewuh pakewuh. Tapi, kalau saya bukan orang politik atau parpol dan yang penting surat sudah keluar dan kami meminta parpol mengedukasi anggotanya untuk tidak merusak lingkungan," ucap dia.

Saksikan video menarik di bawah ini:




Operasi Copot Paksa

Seruan jangan pilih calon kepala daerah yang memaku pohon disampaikan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup (LH) Jawa Barat. (Liputan6.com/Panji Prayitno)


Maraknya perilaku bakal calon kepala daerah yang menempelkan spanduk di pohon juga disorot para aktivis lingkungan di Cirebon. Ketua Sanggar Lingkungan Hidup (SLH) Cirebon Cecep Supriyatna mengaku akan segera mencopot paksa jika dinas yang terkait tidak segera bertindak.

"Gerakan kami sporadis tidak terencana yang pasti kalau masih ada spanduk politik atau apa pun di pohon dan merusak lingkungan kami copot paksa," kata Cecep.

Menurut Cecep, kondisi tersebut menunjukkan rendahnya perhatian dan pengetahuan para bakal calon kepala daerah tentang lingkungan. Cara kampanye konvensional seperti itu, ujarnya, secara visual mengganggu estetika kota.

"Kalau tidak salah, KPU juga melarang pemasangan alat peraga kampanye, seperti foto di fasilitas sosial dan umum. Hemat saya, para balon ini seharusnya mempunyai metode kampanye yang lebih komunikatif dan inovatif, selain cara-cara konvensional seperti itu," ucapnya.

Dia juga menyerukan agar masyarakat Cirebon tidak memilih bakal calon yang memasang spanduk atau alat peraga kampanye lain yang merusak lingkungan.

Hingga saat ini, terpantau masih banyak tim sukses bakal calon yang tega memaku pohon dan memasang spanduk agar calonnya bisa dikenali warga. Padahal, tindakan mereka masuk kategori merusak lingkungan.

Para bakal calon di Cirebon memasang spanduk dengan pose tersenyum. Terpampang pula nama jelas figur yang bakal maju di pilkada dengan sederet gelarnya menghiasi ruas-ruas jalan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya