Liputan6.com, Sawahlunto Sawahlunto Internasional Songket Carnival 2017 atau biasa disebut SISCa 2017, sebentar lagi bakal digelar. Perhelatan berlevel internasional itu akan berlangsung dari tanggal 25 hingga 27 Agustus 2017 mendatang di Sawahlunto, Minangkabau.
Walikota Sawahlunto, Ali Yusuf, menjelaskan bahwa acara yang sudah digelar untuk ketiga kalinya ini diadakan berdasarkan kecintaan masyarakat Sawahlunto dengan kain songket.
Advertisement
”Kami laksanakan lagi karena semangat kami menumbuh kembangkan rasa cinta dan bangga akan Songket Silungkang. Kami gelar sebagai pemicu semangat penenun untuk terus berkreativitas dengan tradisi turun temurun nenek moyang nagari Silungkang. Ini poin yang kami usung,” ujar Ali.
Dia melanjutkan, perhelatan yang pernah menyabet rekor MURI untuk peserta dengan songket terbanyak pada tahun 2015 ini sangat dinantikan oleh masyarakat lokal Sawahlunto maupun wisatawan yang berkunjung ke sana dengan penuh antusias.
”Kali ini kami mengusung tema Heritage for Sustainability, event ini kami harapkan (dapat) mendulang kesuksesan serta berdampak positif secara maksimal terhadap perekonomian masyarakat lokal Sawahlunto,” ucap Ali.
Wisatawan nantinya akan disajikan puncak acara karnaval atau arak-arakan yang menampilkan kreativitas desain dengan bahan utama Songket Silungkang. Kata Ali, event yang termasuk sebagai 10 nominator Festival Pariwisata Terpopuler di ajang Anugerah Pesona Indonesia 2017 ini diharapkan benar-benar dapat mengangkat nama Songket Silungkang di pentas nasional maupun Internasional.
Ragam acara yang akan diadakan selama 3 hari tersebut antara lain Pameran Songket Internasional (25-27 Agustus 2017), Fashion Show Cilik (25 Agustus 2017), SISCa Night (26 Agustus 2017), Konferensi Songket Nusantara (26 Agustus 2017), Karnaval Songket Silungkang (27 Agustus 2017).
”Penuh warna dan penuh atraksi,” ujar Ali.
Selain itu, Ali juga menginformasikan, jika sobat wisata berminat mengikuti SISCa 2017, mereka dapat menghubungi tim yang akan menyambut para wisatawan, yakni Nofriadi 081277864810, R. Ady Negoro 081372394801, Wulandary 085375018585 dan Suci R 081261050964.
Sekadar informasi, Songket Silungkang dibuat secara tradisional. Alat yang digunakan sebagian besar masih memanfaatkan tenaga manusia. Hal ini justru menjadi keunikan tersendiri karena pengrajin bisa melakukan modifikasi beragam motif songket dan warna sesuai dengan keinginan pembeli.
Warna paling dominan yang digunakan adalah merah dan hitam. Sementara itu, songket modifikasi saat ini sudah kaya akan warna, seperti hijau dan biru. Tak hanya warna, motifnya pun sudah banyak mengalami penyesuaian agar terlihat modis dengan model masa kini.
Songket merupakan produk tekstil yang telah dikenal sebagai warisan budaya. Songket dikenal bukan hanya karena keindahan kilau benang emas dalam berbagai motif yang unik saja, melainkan juga karena fungsi sosialnya sebagai alat kelengkapan kostum tradisional.
Salah satu jenis songket yang memiliki sejarah panjang adalah Songket Silungkang dari Sumatera Barat. Songket Silungkang dikenal sebagai sebuah produk peradaban bernilai tinggi yang diminati oleh banyak wisatawan dan telah menjadi salah satu sumber ekonomi yang menopang kehidupan masyarakat dan pariwisata Sawahlunto.
“Saya berharap Silungkang dapat terus menjadi inspirasi, tak hanya menjadi objek budaya, tetapi juga dapat menjadi sumber kreasi terutama bagi para desainer dan pelaku industri sehingga dapat memberikan kontribusi besar dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya festival ini, Pemanfaatan kekayaan budaya lokal, seperti songket, dalam industri akan mengangkat nama Indonesia karena keunikan dan keunggulannya. Selamat dan sukses untuk acara SISCa 2017,” ucap Menteri Pariwisata, Arief Yahya.
(*)
