BI: Saat Ini Momen Tepat untuk Genjot Produk Ekspor RI

BI menyatakan, pengembangan industri berpotensi besar untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 03 Agu 2017, 15:32 WIB
Aktifitas kapal ekspor inpor di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (26/5). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 1,24 miliar . (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyatakan, ekonomi global yang diperkirakan terus membaik pada 2017 dapat jadi kesempatan Indonesia dongkrak daya saing produk ekspor Indonesia.

Dengan produk ekspor yang meningkat, dapat dorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pembahasan itu mengemuka dalam seminar yang diselenggarakan bersama dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), pada Kamis (3/8/2017) di Jakarta.

Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara mengungkapkan, penguatan industri hulu wajib dilakukan pada akhirnya akan mendorong peningkatan industri hilir, sehingga sektor industri secara keseluruhan menjadi tumbuh lebih kuat. Hal tersebutlah yang menyebabkan pentingnya perhatian pada pengembangan industri hulu.

"Dengan perekonomian global yang diperkirakan terus membaik pada 2017, saat ini menjadi momentum yang sangat baik untuk meningkatkan daya saing produk ekspor Indonesia," kata Mirza di kantornya, Kamis (3/8/2017).

Selain itu, pengembangan industri hulu juga memiliki potensi yang besar dalam pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Misalnya, dalam industri kimia dasar dan logam dasar, yang saat ini kebutuhan produknya masih banyak dipenuhi melalui impor.

"Industri hulu yang kuat akan menjadi penopang utama pertumbuhan kedua industri tersebut, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada impor," tambahnya.

Pada kesempatan tersebut, dibahas pula peran Pemerintah dalam mendorong penguatan industri hulu, antara lain dikaitkan dengan berbagai Paket Kebijakan Ekonomi (PKE) yang telah dirilis oleh Pemerintah.

Pemerintah juga telah dan terus mempercepat pembangunan infrastruktur, yang dapat mengurangi biaya logistik dan produksi, sehingga industri dapat lebih berkembang.

"Di sisi lain, BI pun akan terus mendukung pengembangan industri, dengan cara memelihara stabilitas ekonomi, menjangkar ekspektasi inflasi, menstabilkan nilai tukar, serta memitigasi risiko dan kerentanan nasional," ucap Mirza.

Selain itu, BI juga berkoordinasi dengan Pemerintah pusat dan daerah dalam berbagai isu strategis seperti pengembangan industri pengolahan, serta berperan aktif dalam satuan tugas percepatan reformasi struktural (Pokja III). (Yas)

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya