Liputan6.com, Dhaka - Seorang model dan ibu rumah tangga asal Bangladesh ditemukan tewas tak bernyawa. Wanita berusia 22 tahun itu diketahui menghabisi nyawanya dengan cara gantung diri saat melakukan sambungan komunikasi dengan fitur video call bersama suaminya.
Dilansir dari laman Independent, Kamis (3/8/2017), Risila Binte Wazer ditemukan oleh pihak keluarga dalam kondisi tak bernyawa.
Saat ditemukan, pihak keluarga segera melarikan wanita tersebut ke rumah sakit terdekat di kota Dhaka.
Namun, nyawa Wazer tak dapat diselamatkan. Ia dinyatakan meninggal dunia oleh tim dokter.
Kala itu, Wazer memang tinggal sendirian di rumah. Anak perempuan yang biasanya menemani sedang menginap beberapa hari di rumah neneknya.
Hingga kini, tim kepolisian belum mengetahui apa motif bunuh diri yang dilakukan oleh Risila Binte Wazer.
Baca Juga
Advertisement
Polisi mengatakan, dugaan sementara tewasnya Wazer karena mengalami permasalahan rumah tangga yang sangat rumit. Meski begitu, polisi baru dapat menduga dan belum bisa memastikannya.
"Wazer gantung diri saat melakukan sambungan video call dengan suaminya," ujar polisi.
Selain berprofesi sebagai model, Wazer juga tercatat sebagai mahasiswi di Atish Dipankar University of Science and Technology dan mengambil jurusan Sastra Inggris.
Selain kasus gantung diri yang dilakukan oleh Wazer, beberapa peristiwa serupa juga pernah terjadi.
Seeorang pengantin remaja putri asal Tajikistan memutuskan untuk bunuh diri setelah suaminya menolak hasil tes keperawanannya. Malangnya, uji coba itu dilakukan atas dasar pemaksaan dan berulang kali.
Remaja puteri nahas itu bernama Rajabbi Khurshed. Di usia yang masih 18 tahun itu, ia memutuskan bunuh diri.
Hal itu ia lakukan 40 hari setelah pernikahan yang telah diatur oleh pihak keluarga pria bernama Zafar Pirov di Desa Charbogh, Tajikistan.
Pirov memaksa sang istri untuk melakukan dua uji coba keperawanan tambahan -- dari yang diwajibkan oleh pemerintah Tajikistan.
Tak puas dengan hasil seluruh uji coba, pria 40 tahun ingin memiliki istri kedua.
Keluarga Khurshed mengatakan kepada Radio Free Europe bahwa anak perempuan mereka mengatakan, saat menjelang ajal bahwa dia mendapat tekanan besar dari suaminya dan ia tidak dapat menerimanya lagi.
Sang ibu, Fazila Mirzoeva, memandang anak perempuannya adalah korban dari fitnah dan kekerasan. Akhirnya, keluarga tersebut menuntut sang menantu pria ke meja hukum.
Saksikan juga video menarik berikut ini: