Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai sumber pertumbuhan ekonomi di masa depan, Kementerian Ketenagakerjan segera menyiapkan grand design rencara strategis penyiapan kompetensi tenaga kerja. Dengan demikian akan tercipta tenaga kerja yang memiliki kompetensi dalam jumlah yang massif.
Penyiapan rencana induk kompetensi tenaga kerja sangat diperlukan mengingat selama ini pertumbuhan ekonomi masih banyak bergantung dari sumber daya alam (SDA). Tenaga kerja yang terampil belum dijadikan komoditas untuk pertumbuhan ekonomi.
Advertisement
"SDA lambat laun pasti habis. Oleh karenanya, kekuatan SDM atau tenaga kerja yang berkompeten mempunyai peran strategis. Karena SDM tak akan habis,” kata Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dakhiri seusai melakukan diskusi dengan praktisi dan akademisi di kantor Kemnaker Jakarta, Kamis 3 Agustus 2017. “Inilah pentingnya menyiapkan grand design peningkatan kompetensi tenaga kerja”.
Disampaikan pula, selama ini dalam menyiapkan tenaga kerja yang terampil dalam bentuk pelatihan, Kemnaker selalu terkendala pada minimnya tenaga instruktur, serta keterbatasan anggaran. Pasalnya, selama ini alokasi pelatihan banyak terserap di sektor pendidikan. Publik juga sering lupa bahwa dalam vokasi, yang diperlukan tak hanya pendidikan vokasi, namun juga pelatihan vokasi. "Jutaan pekerja harus ditingkatkan kopetensinya, namunmereka tak bisa mengakses pendidikan karena faktoor usia atau ijazah. Inilah pentingnya pelatihan vokasi yang bisa diakses siapapun,” tambah Menteri Hanif.
Dijelaskan Menaker, pihaknya bersama akademisi dan praktisi sepakat perlu dibangunnya ekosistem yang baik untuk mendukung terciptanya grand design penyiapan kompetensi tenaga kerja. Seluruh stakeholder atau pemangku amanah di lingkungan Kemnaker yakni Pemda, BLK, industri maupun swasta harus bisa membangun ekosistem yang positif agar mampu berkompetisi dengan ekosistem yang dibangun oleh negara lain.
"Kompetisi bukan hanya dari sisi pekerja, tapi juga ekosistemnya karena itu yang membentuk pekerja. Kami ingin ada kerjasama yang kuat antara Pemerintah dengan Pemda, swasta (Kadin), maupun stakeholder lain, " kata Menaker.
Sementara itu Bob Azam dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menyambut positif pertemuan dengan Kemnaker dan praktisi. Bob menilai Menaker concern adanya grand design penyiapan kompetensi tenaga kerja agar seluruh pemangku amanah ketenagakerjaan memililki kesepakatan kerjasama yang positif.
Bob menjelaskan, tiap tahun terdapat dua juta tenaga kerja yang masuk pasar tenaga kerja. Namun hanya sekitar beberapa ratus ribu saja yang memiliki kompetensi yang baik. "Bagaimana agar tenaga kerja yang masuk pasar kerja itu bisa disiapkan dengan baik, nah ini perlu grand design dan kerjasama semua stakeholder. Termasuk komitmen pemerintah untuk mengalokasikan anggaran yang lebih untuk pelatihan tenagakerja, " ujarnya.
(*)