Liputan6.com, Jakarta Bayern Muenchen menjalani laga pramusim dengan buruk. Bahkan, banyak yang prediksi mereka akan gagal bersama Carlo Ancelotti pada musim depan.
Mereka benar-benar berada dalam titik yang buruk pada pramusim kali ini. Mereka mendapat rentetan hasil buruk ketika menghadapi lawan-lawan kuat.
Baca Juga
Advertisement
Setelah kalah dari Arsenal, Milan, Internazionale Milan, dan Liverpool, Muenchen kembali kalah menghadapi Napoli 0-2 di Audi Cup 2017.
Tak hanya itu, ini adalah pertama kalinya Bayern finis di posisi buncit Audi Cup sepanjang dihelat dua tahun sekali sejak 2009. Jelas ini adalah sinyal bahaya bagi pasukan Ancelotti.
Ada lima alasan lain mengapa Muenchen akan gagal musim depan. Berikut daftarnya dikutip Sportskeeda:
Muenchen Kehilangan Jati Diri
Philipp Lahm mengumumkan pengunduran diri pada akhir musim lalu setelah perkuat tim selama dua dekade terbaik. Dia mendefinisikan apa artinya mewakili Bayern dan pengaruhnya dalam ruang ganti.
Namun, kepergian Lahm menyusul dari Bastian Schweinsteiger pada tahun 2015, dan Bayern tidak dapat menggantikan kedua pahlawan Jerman tersebut.
Tanpa pemain seperti Lahm dan Schweinsteiger, Bayern tidak memiliki identitas yang telah menentukannya selama bertahun-tahun. Regenerasi memang terus digulirkan, tapi suasana ruang ganti yang diciptakan keduanya jelas tak tergantikan.
Advertisement
Carlo Ancelott Butuh Istirahat
Begitu juga banyak manajer terbaik. Pep Guardiola dan Jose Mourinho telah mengambil cuti panjang dan keluar dari tekanan serta intensitas tinggi untuk ambil tantangan baru.
Namun hal itu tak berlaku buat Carlo Ancelotti. Usai tangani Chelsea, dia hijrah ke Paris Saint-Germain, lalu Real Madrid dan sekarang di Bayern Muenchen tanpa jeda selama dekade terakhir ini.
Ancelotti membanggakan rekor yang luar biasa sebagai manajer, dan kemampuannya untuk sukses di Liga Champions Namun, ia memiliki tantangan besar di depannya, yakni mengembalikan Bayern sebagai tim yang ditakuti, bukan hanya di Jermain, jua di Eropa.
Pensiunnya Xabi Alonso
Xabi Alonso dianggap salah satu gelandang terbesar sepanjang masa. Namun, keputusan pensiunnya merupakan kabar buruk bagi Bayern Muenchen.
Alonso tidak hanya mendikte permainan tapi juga bisa membuka pertahanan lawan dengan umpan jarak jauh yang sempurna. Pensiunnya dia menyusul nama Lahm.
Kehilangan dua pemain dengan kualitas seperti itu sangat penting. Sebab, Alonso dan Lahm menawarkan lebih dari sekadar talenta di lapangan, karena kedua pemain itu menunjukkan komitmen dan dedikasi yang kuat agar berhasil secara konsisten pada tingkat tertinggi.
Mereka menjadi inspirasi bagi anggota skuat lainnya, dan bukan hanya mereka tidak diganti, tapi juga tidak tergantikan. Jelas, Ancelotti harus berpikir keras untuk cari pengganti keduanya.
Advertisement
Skuat Tua
Skuat Bayern saat ini diisi oleh nama-nama yang tergolong senior. Bahkan, sekitar lima pemain inti mereka usianya di atas 30 tahun,
Manuel Neuer, Rafinha, Arturo Vidal, Franck Ribery dan Arjen Robben adalah contohnya. Sedang, pemain seperti Mats Hummels, Jerome Boateng, Javi Martinez dan Robert Lewandowski akan segera memasukki kepala tiga.
Bayern membutuhkan pemain untuk menjembatani kebersamaan antara pemuda dan pemain senior. Hal itu untuk membangun masa depan yang lebih baik.
Dominan di Jerman, Tapi Tidak di Eropa
Terlepas dari masalah itu, Bayern Muenchen akan kembali menikmati kesuksesan di Bundesliga musim ini, bahkan mereka bisa saja raih double winners, tapi itu di ajang domestik. Karena faktanya, Bayern memang merupakan tim terkaya di Jerman, dan tentu dipenuhi pemain bintang.
Akan tetapi, berbicara Liga Champions, Die Rotten tak terlalu impresif. Terakhir kali mereka juara Liga Champions, adalah pada 2012-2013 alias lima tahun lalu.
Beban berat jelas ada di pundak Ancelotti. Dengan pemain bintang, manajer Italia itu wajib dan harus dituntut bikin Bayern berbahaya lagi, mampukah? (I. Eka Setiawan)
Simak video menarik di bawah ini
Baca Juga
Carlo Ancelotti Kehilangan Kepercayaan pada Ferland Mendy dan Fran Garcia, Terancam Akan Tersingkir dari Skuad Real Madrid
Juara Piala Interkontinental, Carlo Ancelotti Jadi Manajer Tersukses Sepanjang Sejarah Real Madrid
Final Piala Interkontinental 2024: Kylian Mbappe Siap Tampil di Real Madrid vs Pachuca
Advertisement