5 Alasan Mengapa Ancelotti Bakal Gagal di Muenchen Musim Depan

Muenchen mendapat rentetan hasil buruk ketika menghadapi lawan-lawan kuat.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Agu 2017, 20:11 WIB
Pelatih Bayern Muenchen Carlo Ancelotti (AP Photo/Matthias Schrader)

Liputan6.com, Jakarta Bayern Muenchen menjalani laga pramusim dengan buruk. Bahkan, banyak yang prediksi mereka akan gagal bersama Carlo Ancelotti pada musim depan.

Mereka benar-benar berada dalam titik yang buruk pada pramusim kali ini. Mereka mendapat rentetan hasil buruk ketika menghadapi lawan-lawan kuat.

Setelah kalah dari Arsenal, Milan, Internazionale Milan, dan Liverpool, Muenchen kembali kalah menghadapi Napoli 0-2 di Audi Cup 2017.

Tak hanya itu, ini adalah pertama kalinya Bayern finis di posisi buncit Audi Cup sepanjang dihelat dua tahun sekali sejak 2009. Jelas ini adalah sinyal bahaya bagi pasukan Ancelotti.

Ada lima alasan lain mengapa Muenchen akan gagal musim depan. Berikut daftarnya dikutip Sportskeeda:


Muenchen Kehilangan Jati Diri

Bayern Munchen bisa lebih ganas dengan kedatangan sederet gelandang anyar? (Reuters / Kai Pfaffenbach Livepic)

Philipp Lahm mengumumkan pengunduran diri pada akhir musim lalu setelah perkuat tim selama dua dekade terbaik. Dia mendefinisikan apa artinya mewakili Bayern dan pengaruhnya dalam ruang ganti.

Namun, kepergian Lahm menyusul dari Bastian Schweinsteiger pada tahun 2015, dan Bayern tidak dapat menggantikan kedua pahlawan Jerman tersebut.

Tanpa pemain seperti Lahm dan Schweinsteiger, Bayern tidak memiliki identitas yang telah menentukannya selama bertahun-tahun. Regenerasi memang terus digulirkan, tapi suasana ruang ganti yang diciptakan keduanya jelas tak tergantikan.


Carlo Ancelott Butuh Istirahat

Pelatih Bayern Munchen asal Italia, Carlo Ancelotti. (AFP/Gunter Schiffmann)

Begitu juga banyak manajer terbaik. Pep Guardiola dan Jose Mourinho telah mengambil cuti panjang dan keluar dari tekanan serta intensitas tinggi untuk ambil tantangan baru.

Namun hal itu tak berlaku buat Carlo Ancelotti. Usai tangani Chelsea, dia hijrah ke Paris Saint-Germain, lalu Real Madrid dan sekarang di Bayern Muenchen tanpa jeda selama dekade terakhir ini.

Ancelotti membanggakan rekor yang luar biasa sebagai manajer, dan kemampuannya untuk sukses di Liga Champions Namun, ia memiliki tantangan besar di depannya, yakni mengembalikan Bayern sebagai tim yang ditakuti, bukan hanya di Jermain, jua di Eropa.


Pensiunnya Xabi Alonso

Kontrak Xabi Alonso juga akan berakhir pada Desember 2015. Mantan gelandang Liverpool itu sendiri sudah dipersilahkan untuk meninggalkan Bayern Munchen. (AFP/Andrej Isakovic)

Xabi Alonso dianggap salah satu gelandang terbesar sepanjang masa. Namun, keputusan pensiunnya merupakan kabar buruk bagi Bayern Muenchen.

Alonso tidak hanya mendikte permainan tapi juga bisa membuka pertahanan lawan dengan umpan jarak jauh yang sempurna. Pensiunnya dia menyusul nama Lahm.

Kehilangan dua pemain dengan kualitas seperti itu sangat penting. Sebab, Alonso dan Lahm menawarkan lebih dari sekadar talenta di lapangan, karena kedua pemain itu menunjukkan komitmen dan dedikasi yang kuat agar berhasil secara konsisten pada tingkat tertinggi.

Mereka menjadi inspirasi bagi anggota skuat lainnya, dan bukan hanya mereka tidak diganti, tapi juga tidak tergantikan. Jelas, Ancelotti harus berpikir keras untuk cari pengganti keduanya.


Skuat Tua

Penyerang Arsenal, Alexis Sanchez berusaha mengontrol bola dari kawalan gelandang Arturo Vidal pada pertandingan 16 besar Liga Champions di Allianz Arena, Munchen, (16/2). Bayern menang telak atas Arsenal dengan skor 5-1. (AFP Photo / Odd Andersen)

Skuat Bayern saat ini diisi oleh nama-nama yang tergolong senior. Bahkan, sekitar lima pemain inti mereka usianya di atas 30 tahun,

Manuel Neuer, Rafinha, Arturo Vidal, Franck Ribery dan Arjen Robben adalah contohnya. Sedang, pemain seperti Mats Hummels, Jerome Boateng, Javi Martinez dan Robert Lewandowski akan segera memasukki kepala tiga.

Bayern membutuhkan pemain untuk menjembatani kebersamaan antara pemuda dan pemain senior. Hal itu untuk membangun masa depan yang lebih baik.


Dominan di Jerman, Tapi Tidak di Eropa

Pemain Muenchen rayakan gol Vidal ke gawang Real Madrid (Odd ANDERSEN / AFP)

Terlepas dari masalah itu, Bayern Muenchen akan kembali menikmati kesuksesan di Bundesliga musim ini, bahkan mereka bisa saja raih double winners, tapi itu di ajang domestik. Karena faktanya, Bayern memang merupakan tim terkaya di Jerman, dan tentu dipenuhi pemain bintang.

Akan tetapi, berbicara Liga Champions, Die Rotten tak terlalu impresif. Terakhir kali mereka juara Liga Champions, adalah pada 2012-2013 alias lima tahun lalu.

Beban berat jelas ada di pundak Ancelotti. Dengan pemain bintang, manajer Italia itu wajib dan harus dituntut bikin Bayern berbahaya lagi, mampukah? (I. Eka Setiawan)

Simak video menarik di bawah ini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya