Liputan6.com, Jakarta - Politikus PDIP Masinton Pasaribu meminta kepada pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengambil sikap terkait Novel Baswedan yang terus meladeni permintaan wawancara ke media massa daripada memberikan keterangan kepada kepolisian
Menurut Masinton, sikap Novel tersebut malah memperkeruh proses penyelesaian kasus penyerangan.
Advertisement
"Ada enggak pimpinan KPK mencegah bawahannya? Pimpinan KPK diam sampai saat ini," kata Masinton dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (5/8/2017).
Dalam wawancara dengan beberapa media massa, Novel kerap menyebut keterlibatan oknum jenderal dalam kasus penyerangan terhadap dirinya.
Masinton yang juga merupakan Wakil Ketua Pansus Hak Angket KPK itu menyesalkan sikap Novel dan tidak adanya tindakan dari pimpinan KPK terkait hal tersebut.
"Ada institusi negara yang dituding dan ada jenderal yang disebut saudara Novel. Dan tidak ada reaksi dari pimpinan KPK," tandas Masinton.
Novel Baswedan disiram air keras oleh orang tidak dikenal di dekat rumahnya pada 11 April 2017 seusai salat subuh di Masjid Al-Ihsan, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Mata Novel pun mengalami kerusakan, sehingga ia harus menjalani perawatan di Singapore National Eye Centre (SNEC) sejak 12 April 2017.
Hingga lebih dari 100 hari pelaku penyerangan Novel Baswedan belum ditemukan, meski kepolisian sudah memeriksa banyak saksi, membuat sketsa terduga pelaku, hingga menahan sejumlah orang yang kemudian dilepaskan lagi.
Sketsa pelaku penyerang Novel Baswedan yang ditunjukkan Kapolri seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada Senin 31 Juli 2017 menunjukkan, pelaku adalah pria dengan ciri-ciri tingginya sekitar 167-170 cm, berkulit agak hitam, rambut keriting, dan badan cukup ramping.
Saksikan video di bawah ini: