Alami Keringat Berlebih, Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Selain jerawat dan ketombe, soal keringat berlebih ternyata termasuk menjadi masalah tubuh yang umum.

oleh Bella Jufita Putri diperbarui 07 Agu 2017, 12:30 WIB
Ilustrasi Foto Pria Berkeringat (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Selain jerawat dan ketombe, soal keringat berlebih rupanya juga menjadi masalah tubuh yang kerap membuat seseorang hilang kepercayaan diri. Apalagi jika keringat mengeluarkan aroma tak sedap.

Apa yang menyebabkan keringat berlebih?

Seperti dikutip dari laman Web Md, Senin (7/8/2017) Benjamin Barankin, MD, seorang dermatolog di Toronto dan anggota American Academy of Dermatology, mengatakan kondisi keringat berlebih atau yang disebut dengan istilah hiperhidrosis, bisa menjadi suatu tanda masalah medis seperti gejala tiroid, diabetes, atau infeksi.

"Tidak selalu mudah untuk mengetahui perbedaan keringat yang bermasalah dan tidak," kata Barankin. Adapun penyebab keringat berlebihan terjadi pada orang yang kelebihan berat badan atau tidak sehat.

Hiperhidrosis terbagi menjadi tiga macam. Pertama,hiperhidrosis fokal primer, yakni kondisi keringat berlebih terjadi pada area tertentu dari tubuh di kedua sisi tubuh. Biasanya terjadi pada telapak tangan dan kaki, lengan, kepala, dan wajah.

Kedua, hiperhidrosis idiopatik generalisasi, yaitu kondisi dimana seluruh area tubuh mengeluarkan keringat berlebih. Sementara, hiperhidrosis sekunder generalisasi merupakan kondisi keringat berlebih yang dipengaruhi oleh penyakit lain atau kondisi lain seperti menopause, hipertiroid, diabetes melitus (neuropati perifer), atau stroke.

Meski tak semua keringat berlebih berbahaya, pada kondisi hiperhidrosis sekunder generalisasi, dianjurkan untuk segera memeriksakan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan khusus.

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya