Insinyur Google: Wanita Tak Cocok Kerja di Bidang Teknologi

Artikel yang ditulis oleh software engineer senior Google ini pun mengundang kecaman dari pegawai.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 08 Agu 2017, 07:30 WIB
Kantor pusat Google di Mountain View. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Liputan6.com, Jakarta - Masalah gender dalam dunia teknologi kembali menjadi bahan pembicaraan. Hal ini terjadi setelah setelah adanya tulisan yang disebar di forum internal Google dan ditulis oleh seorang software engineer senior. 

Meski belum diketahui identitas penulis, artikel itu dengan cepat tersebar dan dianggap kontroversial. Alasannya, penulis artikel itu menyebut wanita tak dapat bekerja di bidang teknologi karena faktor genetik.

Dikutip dari Telegraph, Selasa (8/8/2017), dalam artikel sepanjang 10 halaman tersebut, penulis menyebut perbedaan genetis itu yang membuat pria dan wanita tak bisa bersaing secara seimbang. 

"Saya hanya menyebut perbedaan preferensi dan kemampuan antara pria dan wanita disebabkan oleh faktor biologis. Hal ini yang juga menjadi penyebab sulitnya keterwakilan yang setara dari wanita dalam teknologi termasuk dalam kepemimpinan," tulisnya.

Tak hanya itu, penulis juga menyebut pria memiliki ketertarikan lebih tinggi dalam hal coding ketimbang wanita. Menurut penulis, wanita memiliki hubungan yang lebih dekat dengan hubungan manusia atau estetika. 

Tulisan provokatif berjudul "Google Ideological Echo Chamber" ini dengan cepat menarik perhatian pihak internal Google. Sejumlah karyawan pun telah menyuarakan protes atas isi dalam tulisan ini.

Petinggi Google pun segera bereaksi terhadap isi artikel tersebut. VP of Diversity, Integrity, and Governance Google, Daniell Brown langsung mengirimkan memo internal pada para karyawan.

Lewat memo tersebut, Brown menuturkan artikel tersebut bukanlah pandangan dari Google. Ia menulis, keragaman dan sifat inklusif merupakan fondasi dasar sekaligus nilai dan budaya perusahaan, sehingga akan terus dipertahankan.

Sebagai informasi, isu gender dan keragaman memang menjadi salah perhatian penting di sejumlah perusahaan teknologi yang bermarkas di Silicon Valley. Karenanya, kampanye untuk menekan diskriminasi terhadap perempuan dan minoritas terus digalakkan. 

(Dam/Cas)

Tonton Video Menarik Berikut Ini : 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya