Liputan6.com, Jakarta - Tak semua bayi dinanti. Ada juga yang malah tak diinginkan oleh orangtuanya sendiri. Celakanya, sebagian orangtua menolak kehadiran si buah hati dengan cara tak beradab. Tidak menitipkan pada pihak yang mau menampung, mereka justru membuang bayinya.
Insiden pembuangan bayi terus terjadi. Dalam sebulan terakhir ditemukan sejumlah bayi-bayi yang dibuang. Sebagian bayi bisa diselamatkan, tapi sebagian tak bisa diselamatkan.
Bayi Merah dalam Tas Pink
Warga Kelurahan Dwi Tunggal, Kecamatan Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, mendadak heboh karena dikagetkan suara tangisan seorang bayi yang terbungkus handuk. Bayi laki-laki montok dengan berat 3,5 kilogram itu ditemukan warga dalam kondisi lemas di dalam sebuah tas di depan pagar.
Baca Juga
Advertisement
Ikhsan (37) adalah pemilik rumah yang pertama kali mendengar suara tangisan dalam tas ransel warna merah muda (pink). Ia langsung membuka tas yang ternyata berisi seorang bayi yang masih merah dengan tali pusar lengkap beserta ari-ari.
Ia pun langsung berteriak meminta pertolongan para tetangga. Tangisan bayi yang terus melemah membuat warga khawatir dan berinisiatif membawanya ke RSUD Curup untuk diselamatkan.
"Kami kaget dan mengambil tindakan cepat saja membawanya ke rumah sakit," ujar Ikhsan di Curup, Jumat, 5 Agustus 2017.
Staf Keperawatan RSUD Curup, Susianti, mengatakan, kondisi bayi laki-laki tersebut saat baru tiba di rumah sakit sudah lemah dan dingin. Akan tetapi, bayi tersebut masih bisa diselamatkan dan saat ini dalam kondisi sehat walafiat.
Berat dan panjang bayi itu sangat normal, kondisi tubuhnya juga baik dan tidak ada kekurangan. Diperkirakan, bayi ini dilahirkan dalam keadaan fisik yang normal dan tidak prematur.
"Tidak ada kekurangan, bayi ini lucu dan montok, kami rawat dengan baik," kata Susiana.
Sementara itu, salah seorang pemerhati sosial Kabuaten Rejang Lebong, Ice Mariati Wijaya, meminta pihak RSUD untuk berhati-hati dalam merawat sang bayi. Meskipun tidak diketahui asal-usul dan siapa orang tuanya, bayi itu harus dilayani dan dirawat secara maksimal.
Dia juga menyarankan jika ada pihak yang ingin mengadopsi bayi tersebut, maka harus diteliti secara benar keluarga yang akan mengambilnya. Sebab saat ini, sudah banyak berkeliaran para penjahat yang memanfaatkan bisnis jual beli bayi yang mengincar jika mereka mendapat informasi temuan bayi tersebut.
"Jangan sampai bayi ini jatuh ke tangan sindikat perdagangan anak. Sebaiknya warga lokal saja yang mengadopsi," saran Ice.
Saksikan video menarik di bawah ini:
Bayi Tak Berbaju dalam Tas Biru
Sebuah tas berwarna biru ditemukan tergeletak di depan rumah seorang warga bernama I Nengah Suwentra yang terletak di Jalan MT Haryono, Banjar Dangin Carok, Desa Dahan Pelengkap, Kabupaten Tabanan, Bali. Warga sempat mengira tas itu berisi bom.
Sebagian warga terpikir untuk segera menghubungi pihak kepolisian. Namun, menantu I Nengah Suwentra yang bernama Ni Nyoman Arniti berinisiatif untuk membuka isi tas biru tersebut.
Ia terperanjat melihat isi tas itu. Sesosok bayi laki-laki tak berbaju ada di dalamnya alih-alih bom seperti dugaan sebelumnya. Kejadian penemuan itu pada Minggu, 6 Agustus 2017 sekitar pukul 12.30 Wita.
"Tetangga saya kasih tahu ada tas di depan rumah saya. Warga awalnya mau menghubungi polisi, tapi saya beranikan diri buka. Isinya bayi, saya kaget," kata Arniti di Tabanan, Minggu, 6 Agustus 2017.
Mengetahui jika isi tas tak bertuan itu adalah bayi, ia lantas menghubungi suaminya yang diteruskan kepada kepala lingkungan sekitar. Saat ditemukan, bayi itu diselimuti kain dengan ari-ari masih menempel. Di dalam tas itu juga terdapat secarik kertas bertuliskan "mohon tolong jaga anak saya".
"Bayinya tenang sekali tidak menangis, cuma diselimuti kain tidak dipakaikan baju," kata dia.
Ditemani suaminya dan sejumlah warga, Arniti mengantarkan bayi tersebut RSU Tabanan untuk mendapat penanganan. Arniti mengaku berniat mengadopsi bayi tersebut lantaran ditemukan di depan rumahnya.
"Saya kasihan sama bayi itu, saya mau adopsi," ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, dokter dari BRSU Tabanan, Rendra Purnama, mengatakan, bayi tersebut dalam kondisi sehat. "Jantung, napas, kulit, mata dalam kondisi bagus serta organ genetiknya lengkap. Berat badan 2.500 gram," kata Rendra.
Rendra berpendapat sang ibu melahirkan bayi tak berbaju itu tanpa pertolongan ahli medis. Hal itu dilihat dari potongan tali pusatnya.
"Karena potongan tali pusarnya tidak bagus. Kalau dibantu medis, potongan tali pusarnya pasti bagus dan ada klemnya. Kecurigaan ini melahirkan sendiri," ujar dia.
Kapolsek Kota Tabanan, Komisaris Ismail, mengatakan pihaknya sedang menyelidiki ibu pembuang bayi tersebut.
"Kita sedang mengumpulkan informasi dan meminta keterangan dari saksi-saksi di lapangan," ucapnya.
Advertisement
Bayi di Pos Ronda
Seorang bayi berjenis kelamin laki-laki ditemukan di sebuah pos ronda depan klinik bersalin Ratu Adeline di Jalan MT Haryono, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Rabu, 26 Juli 2017.
Bayi yang ditemukan Tarsadi pada pukul 06.30 WIB itu dalam kondisi terbungkus kain sarung. "Waktu saya pegang bungkusan kain sarung, ternyata di dalamnya ada bayi laki-laki yang masih ada ari-arinya (tali pusarnya)," ujar Tarsadi.
Tarsadi dan warga lainnya langsung melaporkan penemuan bayi tersebut ke polisi. Aparat kepolisian Sektor Sindang langsung mendatangi lokasi dan meminta pertolongan pada bidan klinik untuk menyelamatkan bayi serta memotong ari-arinya.
Setelah itu, polisi membawa bayi yang diperkirakan baru lahir beberapa jam sebelumnya itu ke RSUD Indramayu untuk mendapat perawatan medis secara intensif.
Dari penyelidikan sementara, bayi yang ditaruh di pos ronda tersebut terekam oleh kamera CCTV klinik bersalin Ratu Adeline. Dalam rekaman kamera CCTV terlihat dua orang perempuan menggunakan sepeda motor matik yang sengaja berhenti di pos ronda di depan klinik bersalin sekitar pukul 05.01 WIB.
Salah seorang perempuan yang tampak mengenakan jilbab kemudian dengan tenangnya meninggalkan seorang bayi di pos ronda tersebut. Setelah itu, kedua pelaku meninggalkan bayi merah seorang diri.
Polisi juga mengumpulkan keterangan dari para saksi dan mengamankan barang bukti berupa rekaman CCTV milik klinik. "Kami saat ini masih melakukan penyelidikan," kata Kapolsek Sindang, AKP Iin Sukaeti.
Tas Kresek Isi Bayi
Warga Dusun Diwek Lor, Desa Karangkobar, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, dihebohkan dengan penemuan bayi yang dibuang di dalam tas kresek.
Bayi itu ditemukan oleh seorang santri, Susanto, yang baru pulang mengaji dari Masjid Pondok Pesantren Karangkobar, pada Selasa pagi, 11 Juli 2017, sekitar pukul 05.15 WIB. Saat melintas di jalan sepi berbatu itu, santri bernama Santo itu mendengar tangis bayi sayup-sayup.
Kapolsek Karangkobar, Kompol Purwono, menerangkan saat mendengar suara itu, Santo kontan mendekat ke sumber suara yang diperkirakan berasal dari semak-semak pinggir jalan. Betapa terkejutnya dia ketika mendapati seorang bayi merah berada di dalam tas kresek yang terbuka.
Bayi itu tampaknya terus menangis lantaran baru dilahirkan dan juga kedinginan. Tali pusar juga masih menempel pada tubuhnya. "Diperkirakan bayi itu baru dilahirkan," kata Purwono, melalui keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Selasa sore.
Santo lantas memberitahukan kejadian ini kepada tetangga di jarak terdekat dari tempat penemuan bayi itu, Supriyanto. Kemudian, Santo dan Supriyanto langsung membawa bayi itu ke Puskesmas 1 Karangkoba.
Setelah dari Puskesmas 1 Karangkobar, Santo dan Supriyanto melaporkan kepada kepolisian.
Kapolsek menjelaskan, pihaknya juga telah mendatangi tempat ditemukannya bayi dalam tas kresek itu untuk melakukan olah TKP. Sementara, pembuang bayi merah itu masih diselidiki. Pihaknya juga masih mengumpulkan keterangan dari para saksi.
"Saat ini, kondisi dari bayi laki-laki telah dirujuk ke RSUD Banjarnegara. Kami telah lakukan koordinasi dengan para perangkat desa dan masyarakat setempat untuk menyelidiki siapa orangtua bayi tersebut," katanya.
Advertisement