Liputan6.com, Jakarta - Setelah Partai Keadilan Sejahtera (PKS), kini Generasi Muda Demokrat (GMD) juga melaporkan Ketua Fraksi Partai Nasdem Viktor Laiskodat ke Bareskrim Polri. Laporan yang dilayangkan organisasi sayap Partai Demokrat ini terkait pidato politik Viktor di Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa waktu lalu.
Dalam laporan bernomor LP/781/VIII/2017/Bareskrim tertanggal 7 Agustus 2017 itu, Viktor dilaporkan atas dugaan tindak pidana ujaran kebencian sebagaimana yang diatur dalam Pasal 156 KUHP.
Ketua umum Generasi Muda Demokrat (GMD) Lucky P Sastrawiria mengatakan, pidato Viktor mengandung unsur fitnah terhadap partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dianggap mendukung khilafah karena menolak Perppu tentang Organisasi Kemasyarakat (Ormas).
"Pidato Viktor Laiskodat yang isi mendiskreditkan, salah satunya adalah Partai Demokrat. Kami melaporkan hal ini kepada Bareskrim Polri agar disikapi," kata Lucky di Bareskrim Polri, gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta Pusat, Senin (7/8/2017).
Dalam laporannya, Lucky mengaku sejumlah barang bukti di antaranya rekaman pidato Viktor Laiskodat dan cuplikan atau tayangan dari beberapa media yang mengatakan bahwa hasil pidato tersebut memfitnah Partai Demokrat.
"Kami berharap agar ditindaklanjuti sebagaimana mestinya karena kita adalah negara hukum," ucap dia.
Lucky pun menyesalkan sikap Viktor dan partainya yang tidak kunjung meminta maaf terkait pidatonya. "Proses hukum tetap berjalan, karena pernyataan permintaan maaf tentunya kami sebagai sesama insan di politik mempunyai etika, artinya hal ini juga kita wajib memaafkan juga," ungkap Lucky.
Sebelumnya, lewat pidato Viktor Laiskodat di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Selasa 1 Agustus 2017, Ketua Fraksi Nasdem di DPR RI ini mengajak hadirin untuk tak memilih calon kepala daerah atau calon legislator dari partai-partai ekstremisme dan pro-khilafah, yakni Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Amanat Nasional (PAN).
"Celakanya, partai-partai pendukungnya itu ada di NTT juga. Yang dukung supaya kelompok ekstremis ini tumbuh di NTT, partai nomor satu Gerindra, partai nomor dua itu namanya Demokrat, partai nomor tiga itu PKS, partai nomor empat namanya PAN," kata dia.
Ia melanjutkan, jika khilafah berdiri, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak akan ada lagi. Bahkan, semua orang Indonesia akan diwajibkan melaksanakan salat dan gereja tidak boleh lagi berdiri.
Saksikan video menarik di bawah ini:
Sayap Partai Demokrat Juga Laporkan Viktor Laiskodat ke Bareskrim
Generasi Muda Demokrat (GMD) melaporkan Ketua Fraksi Partai Nasdem Viktor Laiskodat ke Bareskrim Polri.
diperbarui 07 Agu 2017, 14:32 WIBKorwil DKI Jakarta Partai NasDem Victor Laiskodat (kiri) bersama Ketua DPP Partai NasDem Taufik Basari dan Sekretaris DPW Partai NasDem DKI Jakarta Wibi Adriano usai jumpa pers di Jakarta, Jumat (12/2). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Sepak Terjang 1 Tahun Vinfast Berbisnis di Indonesia
Keren Banget! Gelandang Timnas Indonesia Thom Haye Terpilih Jadi Team of The Week Liga Belanda pekan ke-17
Pemain Termuda di Timnas Indonesia Ini Bersyukur Bisa Dilatih Shin Tae-yong, Akui Dapat Banyak Pelajaran hingga Wawasan
Oxfam: Hanya 12 Truk Bantuan yang Diperbolehkan Masuk Gaza Sejak September 2024
Harvey Moeis Divonis 6 Tahun 6 Bulan Penjara, Jauh Lebih Ringan dari Tuntutan Jaksa
Usai Kalah dari Timnas Indonesia, Arab Saudi Kembali Kalah 2-3 dari Bahrain di laga Pembuka Gulf Cup 2024
Top 3 Berita Bola: Depak Pemain Manchester United Berpenampilan Buruk, Amorim Ingin Boyong Superstar
Ciptakan Produsen Mobil Terbesar Ketiga di Dunia, Honda dan Nissan Resmi Mulai Diskusi Merger
5 Tempat Top Up ML Promo Termurah dan Cara Mendapatkan Diskon Terbaik 2024
Raja Charles III Tak Perpanjang Jaminan Kerajaan untuk Cadbury dan Unilever Setelah Berlaku Beberapa Abad
Ubah Nomenklatur Kemenperin, Agus Gumiwang Diskusi dengan MenpanRB
VIDEO: Sawit Indonesia Dicermati Pasca Penundaan UU Anti-Deforestasi Uni Eropa