Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memanggil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya. Jokowi ingin mengetahui perkembangan kebakaran hutan yang kini terus meningkat jumlahnya.
"Apakah sudah diperlukan untuk rapat koordinasi lagi kebakaran hutan dan lahan, karena eskalasinya naik," kata Siti usai bertemu Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (7/8/2017).
Advertisement
Siti mengaku akan berkoordinasi dengan Sekretaris Kabinet, untuk bisa menggelar rapat dengan seluruh kepala daerah, khususnya wilayah rawan kebakaran hutan. Beberapa lokasi dinilai mengalami kejadian baru dan jumlahnya tidak kecil.
"Karena ada pemain baru, seperti Aceh, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, kemudian NTT, itu 1.000 hektare lebih juga," kata dia.
Menurut Siti, beberapa daerah sudah terlihat jumlah lahan yang terbakar, di antaranya 1.100 hektare di Sumatera Utara dan 470 hektare di Riau. Dari catatan itu memang perlu diperiksa kembali.
Selain titik panas, kata Siti, tingkat pencemaran udara juga harus diperiksa kembali. Dengan kondisi saat ini, biasanya wilayah yang akan tercemar, yakni Riau, Rumbay, Duri, Minas, dan Dumai.
Menurut Menteri Siti, pantauan selama Juli 2017 ditemukan 558 titik panas. Angka ini lebih tinggi dibanding Juli 2016, yakni 247 titik. Peningkatan ini disinyalir terjadi karena cuaca ekstrem yang melanda Indonesia.
"Nah, kemarin waktu rapat di Polhukam saya melaporkan, bahwa kita harus waspadai ini di Agustus-September relatif berat. Makanya, saya segera mengusulkan untuk rapat koordinasi," Menteri Siti menandaskan.
Saksikan video menarik berikut ini: