Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita tengah melakukan kunjungan kerja ke Rusia. Salah satu agendanya, membahas imbal dagang antara Sukhoi SU-35 dan sejumlah produk ekspor Indonesia seperti kopi dan teh.
Menko Polhukam Wiranto mengatakan, kerja sama dagang seperti itu bukan hal baru. Saat dia menjadi Panglima TNI, 1998 lalu, hal yang sama sudah pernah dilakukan.
Advertisement
"Jadi ini bukan hal baru, saya sudah pernah melaksanakan itu tahun 98. Waktu itu beli Sukhoi. Sejak saya Panglima TNI tahun 98 sudah diberlakukan hal itu. Komoditasnya macam-macam, sesuai dengan penjual atau pihak ketiga," ucap Wiranto di kantor Wapres, Jakarta, Senin (7/8/2017).
Dia menuturkan, mekanisme imbal dagang tidak akan memunculkan masalah. Meskipun tak banyak negara yang mau melakukan mekanisme seperti ini.
"Tapi ada beberapa negara yang enggak mau. Imbal Beli itu bukan suatu hal yang tidak mungkin dan tidak ada masalah dan sangat baik," kata Wiranto.
Dia mengatakan, sejauh ini, baru Rusia saja yang mau memberlakukan imbal dagang menggunakan komoditas dari Indonesia. "Sementara itu (hanya Rusia) yang kita bincangkan kemarin,"pungkas Wiranto.
Pembelian pesawat Sukhoi SU-35 merupakan rencana dari BUMN Indonesia, yaitu PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, terkait rencana menggantikan armada F-5 Indonesia yang sudah usang
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini: