Liputan6.com, Jakarta Ilmuwan-ilmuwan Amerika Serikat berhasil mengubah gen-gen pada embrio manusia untuk mengoreksi mutasi yang menyebabkan penyakit, memungkinkan untuk mencegah kecacatan diturunkan ke generasi mendatang.
Dalam makalah yang dipublikasikan daring pada 2 Agustus di Nature, Oregon Health and Science University (OHSU), yang berkolaborasi dengan Salk Institute dan Korea's Institute for Basic Science, pekan lalu mengonfirmasinya dengan penggunaan teknik yang disebut CRISPR-Cas9 untuk mengoreksi mutasi genetik pada hypertrophic cardiomyopathy.
Advertisement
Sampai sekarang studi-studi menggunakan teknik itu yang dilakukan di China hasilnya beragam.
CRISPR-Cas9 bekerja sebagai sejenis gunting molekuler yang bisa secara selektif merampingkan bagian-bagian genom yang tidak diinginkan dan menggantikannya dengan satu rentang DNA baru.
"Kami telah menunjukkan kemungkinan untuk mengoreksi mutasi dalam embrio manusia dengan cara aman dan dengan derajat efisiensi tertentu," kata Juan Carlos Izpisua Belmonte, profesor di Salk's Gene Expression Laboratory dan salah satu penulis hasil studi itu.
Untuk menaikkan tingkat keberhasilan, timnya menggunakan komponen pengedit gen bersama dengan sperma dari laki-laki dengan cacat gen yang ditargetkan selama proses fertilisasi in vitro.
Mereka menemukan bahwa embrio menggunakan kopi gen yang sehat untuk memperbaiki bagian yang mengalami mutasi.
Tim Salk/OHSU juga menemukan bahwa koreksi gennya tidak menyebabkan mutasi yang terdeteksi pada bagian lain genom--kekhawatiran utama dalam pengeditan gen.
Penggunaan teknologi itu belum 100 persen berhasil, namun meningkatkan embrio yang sudah diperbaiki dari 50 persen, yang secara alami terjadi, menjadi 74 persen.
Embrio-embrio yang diuji di laboratorium hanya dimungkinkan berkembang selama beberapa hari.
"Masih banyak yang harus dilakukan untuk membangun keamanan metode, karena itu mereka belum boleh menggunakannya secara klinis," kata Robin Lovell-Badge, profesor di Francis Crick Institute di London yang tidak terlibat dalam studi itu.
National Academy of Sciences (NAS) di Washington awal tahun ini melunakkan penentangannya pada penggunaan teknologi pengeditan gen pada embrio manusia, yang memunculkan kekhawatiran itu akan digunakan untuk menciptakan apa yang disebut bayi rancangan. Selain itu ada kekhawatiran mengenai penggunaan mutasi yang tidak diinginkan pada sel-sel germline.
Satu kelompok internasional yang meliputi 11 organisasi, termasuk American Society of Human Genetics dan Britain's Wellcome Trust pada Rabu mengeluarkan pernyataan kebijakan yang menyarankan penentangan penggunaan pengeditan genom yang berujung pada pencangkokan manusia dan kehamilan.
Namun mereka mendukung riset yang didanai publik mengenai potensi penggunaan klinisnya menurut warta kantor berita Reuters. (AntaraNews)