Liputan6.com, Jakarta Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,01 persen di kuartal II 2017. Angka ini stagnan bila dibandingkan kuartal sebelumnya yang juga di posisi 5,01 persen.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menilai, ada beberapa hal yang membuat ekonomi nasional cenderung stagnan. Salah satunya, karena harga komoditas Indonesia yang terkoreksi.
"Kita sama-sama sudah mengikuti bahwa kuartal 2 antara lain perannya adalah harga komoditas andalan ekspor Indonesia itu ada sedikit koreksi," kata dia di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) Jakarta, Senin (7/8/2017).
Baca Juga
Advertisement
Saat ini, lanjut Agus, pelaku usaha masih terus mencermati kondisi harga komoditas. Mereka penasaran harga komoditas kembali menguat atau melemah.
Selain itu, lanjut Agus, pertumbuhan ekonomi nasional juga dipengaruhi pembayaran gaji ke-13 untuk pegawai negeri sipil (PNS) yang keluar di bulan Juli atau bukan di kuartal II 2017.
Kemudian ditambah pengeluaran masyarakat karena adanya pembayaran uang sekolah. Alhasil, hal-hal tersebut yang menekan konsumsi masyarakat.
"Kita mengetahui bahwa pengeluaran pemerintah untuk gaji ke-13 di bulan Juli bukan di kuartal 2. Kita juga melihat pada saat Ramadan kemarin bersamaan dengan hari pembayaran uang sekolah," ujar dia.
Meski demikian, Agus mengatakan, perekonomian Indonesia masih dalam kondisi baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diyakini berada di kisaran 5 hingga 5,4 persen sampai akhir tahun.
"Tapi secara umum ekonomi Indonesia menunjukkan kondisi yang terus membaik, dan kita optimis di kuartal 3-4 rata-rata pertumbuhan ekonominya akan ada di atas 5,2 persen sehingga sepanjang tahun akan ada di antara 5 dan 5,4 persen," tandas dia.
BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,01 persen di kuartal II 2017 (Year on Year/YoY). Angka tersebut sama dengan pencapaian kuartal sebelumnya yang juga di angka 5,01 persen.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2017 ini di bawah perkiraan. Namun, masih berada di koridor yang bagus dengan mempertimbangkan situasi global yang tidak pasti dan harga komoditas yang turun.
Ada beberapa yang memengaruhi angka pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2017 tersebut. Pertama adalah harga komoditas minyak dan gas dan nonmigas di pasar internasional pada kuartal I 2017 secara umum mengalami penurunan. Hal tersebut menahan angka pertumbuhan ekonomi menuju ke level yang lebih tinggi.
Namun di luar itu, kondisi perekonomian global pada kuartal II 2017 terus menunjukkan adanya peningkatan. Ia mencontohkan ekonomi beberapa mitra dagang Indonesia pada umumnya membaik, sehingga mampu mendorong angka pertumbuhan ekonomi.
"China menguat dari 6,7 persen di kuartal II 2016 menjadi 6,9 persen di kuartal II 2017, Amerika Serikat (AS) juga menguat dari 1,2 persen menjadi 2,1 persen. Sedangkan Singapura menguat dari 1,9 persen menjadi 2,5 persen," jelas dia Senin (7/8/2017).
Selain itu, realisasi belanja pemerintah (APBN) kuartal II 2017 mencapai Rp 493,29 triliun atau 23,71 persen dari pagu 2017 sebesar Rp 2.080,5 triliun. Angka tersebut naik dibanding realisasi kuartal II 2016 mencapai Rp 475,89 triliun atau 22,85 persen dari pagu 2016 sebesar Rp 2.082,9 triliun.
Tonton video menarik berikut ini: