Liputan6.com, Bekasi - Tewasnya M Alzahra atau Joya di Pasar Muara Bakti, Desa Muara Bakti, Kecamatan Babelan, secara tragis membuat warga pasar cenderung memilih diam. Banyak para pedagang yang disambangi mengaku tidak mengetahui titik permasalahan kejadian tersebut.
"Enggak tahu, Mas. Saya mah cuma jagain barang aja," kata para pemilik toko sepatu yang dekat dengan tempat terbakarnya Joya, Senin, 7 Agustus 2017.
Advertisement
Hal yang sama juga diutarakan pegawai Toko Hasil Tani Furniture. Saat kejadian, aktivitas di toko tersebut sudah berakhir.
"Yah, enggak tahu, tahunya maling aja. Pas kejadian kita udah tutup," kata pegawai toko tersebut.
Namun begitu, dia membenarkan lokasi kejadian pria yang tewas dengan cara diamuk dan dibakar tersebut persis di depan tokonya. "Itu di parit itu. Itu rusak udah lama gara-gara proyek saluran. Ini mau kita benerin sendiri aja biar rapi," ujar dia.
Para tukang ojek yang biasa mangkal di sekitar lokasi juga kompak memilih diam. Mereka hanya mengetahui jika mayat Joya dievakuasi pihak kepolisian sekitar pukul 18.00 WIB atau dua jam lamanya saat awal kejadian.
"Kan, pas kejadian orang-orang dari mana aja banyak. Saya tahunya itu diangkat ama polisi pas abis Magrib," ucap seorang pengendara ojek.
Sementara itu, Kepala Dusun Desa Muara Bakti Agus Udin saat disambangi enggan memberikan keterangan. Pihak keluarga juga tidak dapat memastikan kedua pelaku yang telah ditetapkan tersangka adalah warganya atau bukan.
"Bapak enggak ada. Kalau mau tunggu, ya tunggu aja. Bapak lagi mancing di laut, bisa balik besok bisa nanti malam," ucap istri kepala dusun.
Joya meninggal dunia setelah warga menghakiminya secara brutal. Mereka menganiaya dan membakar pria berusia 30 tahun itu hingga tewas. Aksi ini dipicu lantaran Joya dituding mencuri amplifier Musala Al-Hidayah.
Atas kejadian ini, polisi telah menetapkan dua orang sebagai tersangka. Mereka berperan sebagai pengeroyok Joya. Untuk pembakar korban, polisi masih memburunya.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini: