Liputan6.com, Jakarta - Industri galangan kapal nasional mulai menggeliat. Komitmen pemerintah untuk mendorong terwujudnya tol laut dan menjadi poros maritim mendorong pengusaha kapal untuk kembali berproduksi. Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang berkomitmen untuk mengubah laut menjadi beranda, bukan lagi halaman belakang.
PT Sumber Marine Shipyard (SMS), salah satu perusahaan galangan kapal yang bermarkas di Batam, menjadi salah satu perusahaan yang kebanjiran permintaan pembuatan kapal oleh beberapa perusahaan dalam kurun waktu tiga tahun ini.
Salah satu produksi yang cukup dibanggakan adalah kapal angkut semen curah (cement carrier) dengan kapasitas 9.300 deadweight tonnage (DWT) dan menerapkan sistem electric propulsion. Kapal ini dipesan PT Pelayaran Andalas Bahtera Baruna (ABB).
Baca Juga
Advertisement
Digerakkan bukan dengan bahan bakar minyak, tapi tenaga listrik yang dihasilkan oleh electric motor sehingga hemat energi serta ramah lingkungan. Indonesia menjadi negara nomor tiga di Asia dalam membangun jenis kapal ini setelah Jepang dan Taiwan.
Menariknya, Sumber Marine Shipyard memberi nama kapal ini kapal MV Iriana, sama dengan nama Ibu Negara.
"Kami bangun kapal ini selama satu tahun, sejak 2016, dan sekarang kami anak bangsa persembahkan kapal ini sebagai kado dalam rangka HUT ke-72 Republik Indonesia," kata Chief Executive Officer (CEO) Sumber Marine Shipyard Haneco, Selasa (8/8/2017).
Kapal bertenaga listrik ini, dikatakan Haneco, hanya ada tiga negara yang mampu memproduksi, yaitu Jepang, Taiwan, dan Indonesia. Mengingat berdaya gerak listrik, MV Iriana ini diklaim lebih efisien dibanding kapal yang berpenggerak generator.
Dengan panjang 117 meter dan lebar lebih daro 22 meter, MV dikerjakan oleh 800 pekerja yang semuanya adalah putra-putri bangsa. Setidaknya butuh investasi mencapai US$ 20 juta.
MV Iriana ini mampu mengangkut curah semen mencapai 10 ribu ton dan memiliki kapasitas kru kapal sebanyak 18 orang. Saat ini, kapal ini berlayar untuk salah satu perusahaan semen Holcim.
"Dengan ini, maka Indonesia memiliki satu kapal, Taiwan satu kapal dan Jepang punya delapan kapal. Jadi, putra putri bangsa ini sebenarnya tidak kalah dibandingkan negara maju lainnya," tegas Haneco.
Saat ini, kapal tengah berlayar menuju Tuban untuk melakukan bongkar muat di pelabuhan Semen Holcim.
Haneco berharap, dengan lahirnya MV Iriana ini menjadikan bukti bagi dunia bahwa kemajuan perusahaan galangan kapal RI tak pantas dianggap sebelah mata. "Ini bukti untuk dunia, bahwa kita mampu," tutup dia.
Tonton Video Menarik Berikut Ini: