Rupiah Bergerak Stabil, Potensi Pelemahan Masih Terbuka

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di ksiaran 13.298 per dolar AS hingga 13.342 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 08 Agu 2017, 13:22 WIB
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di ksiaran 13.298 per dolar AS hingga 13.342 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak stabil pada perdagangan Selasa pekan ini. Potensi pelemahan rupiah masih terbuka.

Mengutip Bloomberg, Selasa (8/8/2017), rupiah dibuka di angka 13.320 per dolar AS, tak berbeda jauh dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.321 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di ksiaran 13.298 per dolar AS hingga 13.342 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah mampu menguat 1,17 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Refersnsi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.319 per dolar AS. Patoan pada hari ini tak berubah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya.

Dolar AS sebenarnya sedikit melemah di Asia pada perdagangan hari ini. Namun pelemahan tersebut tertahan karena pada akhir pekan lalu data tenaga kerja AS cukup positif.

The dollar index, indeks yang menghitung nilai tukar dolar AS terhadap beberapa mata uang utama juga melemah 0,1 persen ke 93,325. Indeks tersebut masih bertahan di level terendah dalam 15 bulan.

Saat ini, para investor sedang menimang-nimang kebijakan apa yang bakal dijalankan oleh Bank Sentral AS dengan data-data yang ada. membaiknya data tenaga kerja tersebut memberikan sedikit harapan, tetapi memang data yang diperlukan tak hanya soal tenaga kerja.

"Sebagian besar masih bertahan dengan kemungkinan kenaikan suku bunga sekali lagi di akhir tahun ini," jelas analis U.S. Bank Private Client Group, Helena, Montana, AS, Bill Northey.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, rupiah cukup stabil pada perdagangan kemarin. Sentimen penguatan di pasar obligasi semakin intensif setelah data pertumbuhan ekonomi kuartal II 2017 yang diumumkan stabil.

Dengan inflasi yang terjaga rendah, hal itu mulai membangkitkan harapan pelonggaran moneter di masa depan yang juga berpotensi menekan imbal hasil dan mengangkat harga obligasi.

"Fokus pelaku pasar saat ini beralih ke consumer confidence index yang diperkirakan turun tipis. Rupiah berpeluang sedikit melemah di perdagangan hari ini," kata dia.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:


Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya