Liputan6.com, Palembang - Kasus penggerebekan dan penyegelan gudang Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (Sumsel-Babel) di kawasan Manggul, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, terkait dugaan beras oplosan terus diusut Satgas Pangan Polda Sumsel.
Direktur Direktorat Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Sumsel Kombes Pol Irawan David Syah mengatakan, sudah ada beberapa saksi yang dimintai keterangan. Salah satunya pakar pangan nasional.
"Tim Satgas Pangan sedang menyelidiki lebih dalam kasus ini. Kita juga sedang meminta keterangan beberapa saksi ahli. Salah satunya dari Balai Benih di Subang, Jawa Barat (Jabar)," ujar dia kepada Liputan6.com, Selasa (8/8/2017).
Pihaknya juga masih menunggu hasil tes laboratorium terkait beras miskin (raskin) yang dikeluhkan oleh warga. Kondisi raskin yang dibagikan oleh PT Bulog di Kabupaten Lahat Sumsel tersebut sangat buruk, berwarna kecokelatan dan berkutu.
Baca Juga
Advertisement
Hasil tes laboratorium nanti, lanjut dia, akan memperkuat bukti ada tidaknya tindakan oplosan yang dilakukan oleh Perum Bulog Divre Sumsel-Babel. Gudang beras Bulog di Kabupaten Lahat, Sumsel, digeledah dan disegel pada Selasa, 18 Juli lalu.
Sebanyak 39,9 ton beras Perum Bulog Divre Sumsel-Babel disita dan beberapa pegawai gudang juga diperiksa sebagai saksi. "Gudangnya masih kita segel, masih dipasang garis polisi," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Satgas Pangan Polri Irjen Pol Setya Wasisto mengatakan, pihaknya tidak akan memandang apakah perusahaan tersebut milik negara atau bukan.
"Kita tidak melihat ini swasta atau tidak, tapi kita melihat siapa pelakunya. Kita tidak pilih 'bulu' dan profesional saja," ia mengungkapkan.
Gudang Perum Bulog Divre Sumsel-Babel di Kabupaten Lahat, Sumsel, menjadi tempat menampung beras yang akan disebar di enam kabupaten/kota di Sumsel, yaitu di Kabupaten Lahat, Empat Lawang, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Muara Enim, Kota Prabumulih, dan Pagaralam.