Liputan6.com, Teheran - Hassan Rouhani yang baru dilantik kembali menjadi Presiden Iran mengabaikan desakan untuk memasukkan perempuan sebagai anggota kabinetnya. Menurut media pemerintah Iran, dari daftar 17 menteri, tidak seorang pun di antaranya wanita.
Pada Selasa waktu setempat, Rouhani mengumumkan 17 dari 18 kandidat menteri di pemerintahannya. Hanya satu yang belum dikemukakan ke publik. Demikian seperti dikutip dari CNN pada Rabu (9/8/2017).
Jika Rouhani benar-benar tidak menempatkan seorang pun wanita dalam kabinetnya, maka ia dinilai mengingkari janji utamanya semasa kampanye di hadapan basis pendukungnya yang mayoritas kalangan reformis.
Selama periode pertamanya, Rouhani yang berasal dari kalangan moderat menunjuk sejumlah perempuan untuk mengisi kursi wakil presiden. Peran ini lebih rendah dibanding menteri, tapi masih terhitung sebagai anggota kabinet.
Adapun pendahulunya, Mahmoud Ahmadinejad, menunjuk perempuan bernama Marzieh Vahid-Dastjerdi untuk menduduki kursi menteri kesehatan. Besar harapan satu kursi menteri yang belum diumumkan Rouhani akan diperuntukkan bagi wanita.
Baca Juga
Advertisement
Editor Al Monitor Iran Mohammad Ali Shabani mengatakan bahwa ada asa agar Rouhani tidak "memutus" kebijakan yang diambil Ahmadinejad.
"Kita bicara soal benturan besar menyangkut visi dari peran perempuan di masyarakat," kata dia.
Shabani menilai bahwa sosok Rouhani merupakan seorang pragmatis yang ingin membangun jembatan dengan kelompok garis keras. "Saya rasa (Rouhani) tengah mencoba menyampaikan pesan kepada lawan-lawannya bahwa terkait isu ini kita sama".
Persetujuan Parlemen
Kabinet baru yang diumumkan oleh Rouhani belum resmi terbentuk, melainkan harus menunggu persetujuan dari parlemen. Berada dalam daftar kabinet adalah dua sosok terkemuka yang juga menjabat sebagai menteri di pemerintah Rouhani sebelumnya.
Mereka adalag Menteri Luar Negeri Javad Zarif dan Menteri Perminyakan Bijan Zanganeh. Dipertahankannya kedua sosok ini dinilai menunjukkan bahwa Rouhani akan melanjutkan kebijakan luar negeri dan ekonomi yang berpusat pada "keterbukaan negara" dan upaya mencari investasi.
Rouhani memenangi pemilu yang diselenggarakan pada Mei lalu. Ia banyak berkampanye soal reformasi sosial. Dalam musim kampanye, Rouhani juga memuji manfaat kesepakatan nuklir yang disepakati Iran.
Pelantikan presiden berlangsung pada Sabtu lalu, di mana Rouhani berpidato di hadapan lebih dari 100 pejabat asing. Dalam kesempatan itu, ia menuding AS merongrong kesepakan nuklir yang ditandatangani pada tahun 2015 itu.
Saksikan video menarik berikut: