Jadi Target Rudal Korut, Warga Guam Merasa Dikorbankan Trump

Mendengar ancaman Korea Utara, penduduk di pulau seluas 550 km persegi, rumah bagi pangkalan militer AS, khawatir.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 09 Agu 2017, 12:27 WIB
Peluncuran rudal balistik antarbenua Hwasong-14, ICBM, di barat laut Korea Utara, 4 Juli 2017. Peluncuran rudal balistik ini merupakan gerakan menantang Washington secara militer. (KRT via AP Video)

Liputan6.com, Hagatna - Perseteruan Amerika Serikat dan Korea Utara makin memanas. Presiden AS, Donald Trump mengancam Kim Jong-un dengan 'amarah yang tak pernah terbayangkan' jika negara itu nekat menyerang Negeri Paman Sam.

Merespons ancaman Trump, Pyongyang tak mau kalah. Korea Utara berencana menyerang Guam, teritori AS di Pasifik.

Dikutip dari News.com.au pada Rabu (9/8/2017), mendengar ancaman Korea Utara, penduduk di pulau seluas 550 km persegi, rumah bagi basis militer AS, ketar-ketir.

"Kami bisa hancur berkeping-keping," kata mantan guru bernama Eileen Benavente-Blas dalam komentarnya di laman komunitas Facebook.

"Jangan-jangan, Trump tidak tahu di mana Guam berada sementara dia berkicau dalam Twitter bahwa pulau kami berada dalam ancaman nuklir Korea Utara," lanjutnya.

Sementara penduduk dengan akun Milan Strong InFaith menulis dengan kekhawatiran sama.

"Bilang pada dunia, kami-- Guam-- adalah pion dari perang. Ancaman kerusakan beruntun di depan mata, seperti korban yang akan berjatuhan gara-gara dua pemimpin manja dan busuk Trump dan Kim," tulisnya.

"Kim ingin membunuh kami dengan ICBM (rudal antar benua) miliknya karena kami merupakan bagian dari AS... sementara AS ingin menghancurkan kehidupan kami semua dengan cara militerisasi untuk memporak-porandakan ekosistem kami," tulis akun Milan.

"Para pribumi Chamorro, tak memiliki suara terhadap para tiran. Benarkah ini kebebasan kami? Bahkan saya tidak pernah memilih presiden AS yang menjadikan rumah kami sebagai tameng dengan menjadi target di kawasan Asia-Pasifik. Di mana suara kami?" lanjut Milan.

Komentar pedas Trump kepada uji coba rudal Korut dinilai banyak ahli justru menjerumuskan AS.

Padahal sejauh ini jajaran menteri Trump mengatakan bahwa aksi militer terhadap Korea Utara adalah opsi terakhir.

Namun, Trump yang tak bisa menjaga mulutnya itu membuat Pyongyang naik pintam.

Jika benar Korut menyerang AS, Washington DC akan menyiagakan kekuatan penuh. Dilaporkan mereka memiliki 60 hulu ledak nuklir.

"Mengancam Korea Utara sama saja meminta doa lewat Paus -- yang berarti akan segera didoakan. Dengan kata lain, Korut akan melayani ancaman itu," kata John Delury dari Yonsei University di Seoul.

Sementara itu komentator keamanan Ankit Panda mengatakan, pernyataan Trump adalah 'berbahaya dan tak biasa'. Adapun anggota Kongres, Eliot Engel dari Partai Demokrat di Urusan Luar Negeri, mengkritik Trump yang membuat Kim Jong-un tersinggung.

"Korea Utara itu ancaman nyata, tapi Presiden bereaksi luar biasa. AS tidak perlu merespons omongan tidak penting Korea Utara," kata Engel.

Dengan jumlah populasi 160.000 orang, Guam adalah rumah bagi 6.000 tentara AS di Naval Base Guam dan Andersen Air Force Base. Pulau itu memiliki cuaca tropis yang populer di kalangan turis.

Salah satu pulau Mikronesia itu terletak kurang dari 3.000 km utara Australia dan hanya sekitar 3.400 km dari tenggara Pyongyang, merupakan teritori AS paling barat. Kawasan itu dikuasai AS dari Spanyol pada 1898 saat perang Amerika-Spanyol.

Ancaman Pyongyang kepada Guam datang dua hari setelah Dewan Keamanan PBB menyetujui sanksi baru bagi Korea Utara.

Ini bukan kali pertama Korea Utara mengancam Guam.

Pada bulan lalu, Pyongyang sukses menguji coba dua ICBM. Uji coba pertama disebut Kim sebagai hadiah bagi 'si brengsek AS' -- memperlihatkan senjata itu mampu mencapai Alaska.

Uji coba kedua bahkan mencapai jarak lebih jauh lagi. Beberapa ahli mengatakan Australia berada dalam jangkauannya.

Delegasi Guam di Kongres AS, Madeleine Bordallo mengatakan ancaman itu merepotkan namun, dia 'percaya diri bahwa Guam akan aman dan terlindungi'.

 

Saksikan video menarik berikut ini: 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya