Liputan6.com, Jakarta - Perum Perumnas menargetkan mampu menyediakan 1.000 rumah subsidi dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di Cibungbulan, Bogor, Jawa Barat pada tahun ini. Rumah sederhana tapak seharga Rp 120 juta-Rp 141 juta per unit ini diklaim tahan gempa karena menggunakan dinding beton precast.
Direktur Pemasaran Perumnas, Muhammad Nawir mengungkapkan, Perumnas akan menjadi pelopor dalam membangun rumah tapak dengan menggunakan inovasi dinding precast supaya lebih efektif, efisien dari segi biaya, mutu, dan waktu. Metode konstruksi ini diterapkan untuk proyek perumahan Sentraland Dramaga Bogor.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini sukses ujicoba penggunaan beton precast pada rumah tapak yang dibangun di laboratorium Perumnas Klender, beberapa waktu lalu.
"Sentraland Dramaga akan menjadi proyek landed Perumnas untuk pertama kalinya menggunakan dinding precast. Kelebihannya akan dirasakan konsumen saat membeli rumah nanti," ujar Nawir saat berbincang dengan wartawan di Caribou Coffee, Jakarta, Rabu (9/8/2017).
Baca Juga
Advertisement
Nawir menjelaskan, masa konstruksi rumah dengan harga subsidi ini lebih singkat daripada konvensional, yakni hanya memakan waktu 14 hari. Namun demikian, dari segi kualitas pun diakui lebih baik daripada menggunakan batu bata.
"Dibanding konvensional, ya kuat inilah (dinding precast). Karena kalau pakai beton, bisa tahan atau anti gempa. Jadi sudah cepat konstruksinya, kualitas juga jauh lebih kuat," tegasnya.
Pembangunan beton precast pada dinding rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Bogor, kata Nawir menelan total investasi lebih dari Rp 600 miliar. "Investasinya lebih dari Rp 600 miliar untuk proyek Sentraland Dramaga Bogor. Harga rumah subsidi Rp 120 juta sampai Rp 141 juta," tutur Nawir.
Manajer Proyek Sentraland Dramaga Bogor Perumnas, Prima Ramadian Mulia menambahkan, seluruh dinding di perumahan tersebut akan dibangun dengan dicor. Tidak menggunakan batako atau batu bata.
"Semua panel dinding cor, tapi untuk atap dan keramik sama dengan rumah konvensional menggunakan atap plafon. Hanya panel dinding saja yang membedakannya. Dari sisi pengerjaannya lebih cepat, dan harga konstruksi lebih murah dibanding konvensional," terangnya.
Dari target 2.400 unit rumah yang dibangun di Sentraland Dramaga Bogor, sekitar 68 persen-70 persen ditujukan untuk rumah subsidi. Sedangkan sisanya untuk ruko komersial. "Kami memang konsentrasi membangun rumah subsidi sesuai dengan penugasan dari pemerintah," katanya.
Setelah di launching di Cibungbulan pada 26 Agustus ini oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno dan rencananya ditinjau pula oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), peletakkan batu pertama (ground breaking) dapat dimulai pada September atau Oktober 2017.
"Karena pakai beton precast, 2 minggu saja rumah bisa selesai dibangun. Jadi bisa serah terima ke pembeli Desember 2017 dengan target penjualan 1.000 unit rumah," pungkas Prima.
Tonton Video Menarik Berikut Ini: