Liputan6.com, California - Penggunaan turbocharger di Amerika Serikat (AS) mencapai rekor tertinggi pada mobil-mobil buatan tahun 2017. Total, sampai Maret kemarin, ada 27,6 persen mobil dan truk ringan yang dibuat tahun ini yang dilengkapi dengan perangkat tersebut.
Sebagai pembanding, sepanjang tahun 2016, mobil dan truk ringan yang dilengkapi turbo "hanya" mencapai angka 24,1 persen dari total produksi mobil secara keseluruhan.
Baca Juga
Advertisement
Survei yang diselenggarakan oleh WardsAuto ini membuktikan bahwa mesin turbo semakin disukai. Setidaknya, ia selalu mengalami kenaikan sejak 2011. Di tahun itu, ada 10,7 persen mobil yang dilengkapi turbo. Lalu di tahun-tahun selanjutnya berkisar antara 4,5 persen sampai 6,6 persen.
Kenaikan ini disebabkan karena beberapa faktor. Kenaikan turbo misalnya, berbanding lurus dengan produksi mesin bensin yang mengalami downsizing. Pabrikan mulai condong ke arah ini karena, meski kapasitas mesinnya kecil, tenaga yang keluar tetap terjaga.
Ditemukan oleh Alfred Buichi, seorang insinyur asal Swiss, pada awal abad ke-20, turbocharger adalah perangkat tambahan yang digunakan untuk mendaur ulang gas buang untuk meningkatkan tenaga mesin. Alat ini "memaksa" udara masuk lebih banyak dan padat ke ruang bakar.
Meski mencapai rekor, turbo masih kalah ketimbang mesin bensin injeksi langsung. Mesin ini terinstal pada 50,5 persen dari semua mobil yang diproduksi pada Januari sampai Maret tahun ini.
Sementara yang paling rendah tetap motor listrik. Dari semua mobil yang dibuat pada tiga bulan pertama tahun ini, hanya 0,5 persennya yang pakai motor listrik. Meski begitu, perlu dicatat bahwa angka ini naik dari tahun lalu yang hanya mencapai 0,4 persen.
Simak Video Menarik Berikut Ini: