Kapolri Akui Ada Dinamika Politik di Tubuh Polri

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan dinamika politik di internal Polri akan terjadi pada 2018 dan 2019.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 10 Agu 2017, 06:15 WIB
Kapolri Jenderal Tito Karnavian bersiap memimpin upacara kenaikan pangkat perwira tinggi Polri di Rupatama Mabes Polri, Jumat (21/7). Enam polisi berpangkat brigjen mendapat kenaikan pangkat menjadi Inspektur Jenderal (Irjen). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan, dinamika politik di internal Polri akan terjadi pada 2018 dan 2019. Namun, ia menilai dinamika tersebut merupakan hal wajar di setiap organisasi.

"Itu normal dan natural, selagi dapat dikelola dan tidak merugikan organisasi," kata Tito dalam sambutannya di acara wisuda Purnawira Pati Polri, Auditorium PTIK, Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (9/8/2017).

Menurut Tito, dinamika politik di organisasinya itu bukan berarti polisi ikut dalam politik praktis. Sebab, kata dia, polisi tetap harus netral dan tidak terlibat dalam panggung politik.

"Dinamika di dalam Polri ada pasti, politik di dalam polri. Maka dalam dinamika internal, terjadi juga tarik menarik kekuasaan dan kepentingan," ucap Tito.

Oleh karena itu, mantan Kapolda Metro Jaya itu melihat, perlu adanya soliditas di internal polri itu sendiri. Nantinya, dari soliditas itu akan tercipta pengawasan internal yang kuat.

"Justru menjadi kekuatan pengawasan internal. Misalnya yang lain mau berbuat belok, maka dihantam oleh yang lain. Maka jadi pengawasan internal sendiri," terang Kapolri.



Saksikan video menarik di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya