Liputan6.com, Chicago - Beberapa pekan lalu, warga dunia maya dikejutkan dengan sebuah fakta sejarah unik. Kejutan itu dipicu atas sejumlah foto viral, menunjukkan sebuah benda purbakala yang menyerupai mainan populer masa kini.
Benda purbakala peninggalan kebudayaan Mesopotamia itu dipajang oleh Oriental Institute University of Chicago, Amerika Serikat, sejak beberapa bulan terakhir.
Foto benda itu viral setelah pengguna internet mengunggahnya ke media sosial Twitter. Publik medsos pun riuh mengomentari artefak tersebut, menyebutnya menyerupai fidget spinner.
Baca Juga
Advertisement
Ditambah lagi, ketika salah seorang jurnalis AS dari media The Verge ikut merespons foto viral itu dengan candaan sinis. Ia secara tersirat menyebut bahwa fidget spinner menjiplak konsep artefak Mesopotamia yang terpajang di museum yang berbasis di Chicago itu.
Arielle Pardes --si jurnalis The Verge-- melalui akun Twitter-nya, mengunggah foto artefak Mesopotamia yang terpajang di Oriental Institute itu dan memberikan keterangan, "bukti bahwa pada masa kini tidak ada lagi ide orisinal," menyiratkan bahwa konsep benda itu dijiplak untuk memproduksi fidget spinner.
Candaan sinis Pardes kemudian mendapat respons berupa re-Tweet yang berlimpah.
Apalagi, foto yang diunggah oleh Pardes juga menunjukkan secarik kertas yang berisi deskripsi dari Oriental Institute untuk mengidentifikasi artifak itu. Kertas tersebut bertuliskan, 'Spinning Toy with Animal Heads' yang berarti, mainan berputar berhiaskan kepala hewan.
Secarik kertas itu juga mendeskripsikan bahan baku, lokasi orisinal, dan periode eksistensinya. Menurut deskripsi, benda itu terbuat dari tanah liat, ditemukan di area Tell Asmar - Kuil Shu-Sin, dan berasal dari periode Isin-Larsa sekitar 2.000 - 1.800 SM.
Namun ternyata, menurut ketua kurator museum Oriental Institute Jean Evans, deskripsi yang terpampang pada benda artefak itu --meski dibuat oleh kantornya sendiri-- adalah keliru.
"Itu memang terlihat seperti fidget spinner. Namun identifikasi itu keliru," jelas Evans mengklarifikasi, seperti dilansir The Verge, Rabu (1/8/2017).
Menurut si ketua kurator Oriental Institute, sejarawan di museum berbasis di Chicago itu kini mengidentifikasi benda tersebut serupa seperti sebuah ujung tongkat agung yang digunakan oleh bangsawan Mesopotamia, seperti pada gambar di atas.
Evans juga menjelaskan bahwa pada masa lampau, masyarakat kebudayaan yang berlokasi di sungai Tigris-Eufrat itu mungkin mengidentifikasi tombak berujung artefak tersebut sebagai 'senjata yang digunakan oleh para dewa'.
"Akan lebih akurat jika benda itu diidentifikasi sebagai ujung tombak," jelas si ketua kurator.
Si ketua kurator juga menjelaskan bahwa 'kekeliruan identifikasi' artefak itu memiliki kisah riwayat tersendiri.
"Kekeliruan identifikasi itu terkait dengan perubahan perspektif para sejarawan. Saat penelitian artefak itu rilis pada 1932, periset saat itu takjub dengan keunikan bentuknya, mengira bahwa benda itu dapat diputar. Kala itu mereka mengira bahwa benda berputar itu digunakan untuk meramal," jelas Evans.
Kini, pihak museum akan melakukan re-identifikasi atas artefak itu serta memindahkan benda tersebut pada kategori yang layak, yakni di katalog senjata tombak.
"Hari-hari artefak itu dianggap sebagai sebuah 'mainan berotasi' akan segera habis," kata si ketua kurator Oriental Institute.
Saksikan juga video berikut ini