Liputan6.com, London - Chelsea dengan nyaman merebut gelar Liga Inggris 2016/2017. Mereka memastikan titel dengan dua laga tersisa dan mengakhiri klasemen tujuh angka di atas pesaing terdekat, Tottenham Hotspur.
Namun, hal tersebut tidak cukup untuk meyakinkan publik terhadap kapasitas Chelsea.
Baca Juga
Advertisement
Seperti di awal 2016/2017, anak buah Antonio Conte tidak diunggulkan bakal menduduki takhta Inggris. Sky Sports melaporkan, rumah taruhan menempatkan Manchester City sebagai favorit utama. Sedangkan Manchester United, yang 24 angka di belakang Chelsea pada klasemen musim lalu, berada di urutan dua.
Mengapa The Blues dipandang sebelah mata? Padahal, Conte membuktikan kepiawaiannya dalam mengatur strategi dengan menerapkan pola tiga bek tengah di awal kompetisi. Taktik tersebut kemudian menjadi acuan bagi pelatih-pelatih lain yang lebih berpengalaman.
Conte turut menjadikan Chelsea tim pertama yang meraih 30 kemenangan dalam satu musim Liga Inggris. Dia juga menunjukkan bisa membawa klub mempertahankan gelar, seperti ketika membawa Juventus merajai Serie A selama tiga musim secara beruntun.
Lalu, mengapa Chelsea tidak diunggulkan? Berikut penjabarannya.
Inggris Bukan Italia
Conte boleh membantu Juventus bertakhta selama tiga tahun berturut-turut. Tapi Inggris bukanlah Italia. Pada era penjualan hak siar televisi (sejak 1992), delapan juara terakhir tidak ada yang mampu mempertahankan gelar.
Jika dirunut lagi, bahkan cuma dua pelatih yang mampu membantu tim asuhannya berkuasa lebih dari satu periode. Mereka adalah Jose Mourinho dan Sir Alex Ferguson.
Conte tentu ingin bersanding dengan mereka. Untuk itu, dia harus memastikan anak asuhnya masih memiliki motivasi besar untuk menjuarai Inggris. Dan sejarah menunjukkan itu bukanlah hal mudah.
Advertisement
Pemain Kunci Pergi
Tantangan Conte semakin sulit melihat komposisi skuat sekarang. Nemanja Matic sudah pergi dan Diego Costa segera menyusul. Meski jarang bermain, hilangnya John Terry dari kamar ganti diprediksi juga bakal memengaruhi moril tim.
Chelsea memang tidak tinggal diam di pasar transfer. Mereka membeli Alvaro Morata, Tiemoue Bakayoko, dan Antonio Rudiger.
Masalahnya, kualitas mereka belum teruji di Liga Inggris. Kepergian Matic, plus Ruben Loftus-Cheek dan Nathaniel Chalobah, juga membuat stok gelandang tengah The Blues sangat tipis.
Konsentrasi Terbagi Eropa
Chelsea, dan juga Liverpool, melenggang mulus ke papan atas klasemen Liga Inggris 2016/2017 karena fokus keduanya tertuju ke sana. Mereka tidak terganggu ajang Eropa seperti para rival.
Keuntungan ini akan menghilang pada 2017/2018. Conte mesti merotasi skuat mengatasi padatnya jadwal.
Hal ini bakal membuat tantangan Chelsea bertambah. Sebab, seperti ditunjuk pada poin sebelumnya, skuat The Blues tidak mengalami peningkatan mempertimbangkan aktivitas mereka di pasar transfer.
Advertisement