Liputan6.com, Bangkalan - Sejak membuka penjaringan calon bupati untuk Pilkada Bangkalan 2018, ada sembilan tokoh yang mengambil formulir. Namun, hingga pendaftaran ditutup 31 Juli lalu, hanya tujuh orang yang mengembalikan formulir ke DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.
Juru bicara PDI Perjuangan Bangkalan, Abdul Hafid, mengaku tidak menyangka dan merasa senang karena empat dari tujuh tokoh yang ikut penjaringan calon bupati itu merupakan kiai-kiai muda. "Terima kasih karena para kiai banyak daftar ke PDIP. Kehadiran mereka sangat membantu menetralisasi isu dan serangan bahwa PDIP partai komunis," kata Abdul, Jumat (11/8/2017).
Advertisement
Empat kiai yang mengembalikan berkas, yaitu Ketua GP Ansor Bangkalan KH Hasani Zubair, Ketua DPC Nasdem Bangkalan KH Nasih Aschal, anggota DPRD Bangkalan dari Nasdem Lora Bir Aly, dan Bupati Bangkalan Makmun Ibnu Fuad.
Sementara tokoh non-kiai yang juga mendaftar ke PDIP, yakni Kepala Balitbang Pemkab Bangkalan, Hasan Buchori. Wakil Ketua DPRD Bangkalan Fathkurrahman, dan politikus Senayan sekaligus Ketua DPP Hanura, Farid Alfauzi.
"Hanya Muslim (kontraktor) yang tidak mengembalikan berkas," ujar Hafid.
Menurut dia, ke tujuh calon itu dinyatakan lolos verifikasi berkas. Tahapan selanjutnya adalah fit and proper test yang akan digelar oleh DPD PDI Perjuangan Jawa Timur. Tahapan terakhir adalah survei untuk melihat popularitas dan elektabilitas tiap calon. Diperkirakan penentuan siapa calon yang akan diusung PDI Perjuangan di Pilkada Bangkalan akan diputuskan sekitar Oktober mendatang.
"Dari tujuh tokoh itu, ada satu kader, tapi bukan jaminan kami pilih kader. Keputusan politik PDIP salah satunya ditentukan oleh survei," ucap Hafid.
Dari sekian banyak calon yang mendaftar ke PDIP, sosok Ketua GP Ansor Bangkalan, Hasani Zubair, paling banyak diperbincangkan di media sosial. Ini setidaknya terlihat dari akun media sosial masing-masing calon. Hanya akun Facebook milik Hasani yang setiap unggahannya di-like ribuan orang, ratusan komentar dan share.
Keberhasilan Hasani memajukan GP Ansor jadi daya tarik Hasani hingga dianggap layak jadi pemimpin Bangkalan. Hasani juga merupakan tokoh non-politikus.