Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah pada penutupan perdagangan saham Jumat pekan ini. Investor asing melakukan aksi jual dan efek global telah menekan IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (11/8/2017), IHSG turun 1,03 persen atau 59,80 poin ke level 5.766. Indeks saham LQ45 melemah 1,23 persen ke level 955,95. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.
Ada sebanyak 250 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 94 saham menguat dan 102 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 306.156 kali dengan volume perdagangan 8,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,2 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 1,15 triliun.
Baca Juga
Advertisement
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham pertanian naik 0,16 persen. Sektor saham aneka industri susut 2,02 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham industri dasar melemah 1,65 persen dan sektor saham konstruksi tergelincir 1,41 persen.
Saham-saham cetak top gainers antara lain saham MAMI naik 27,78 persen ke level Rp 69, saham NASA melonjak 14,75 persen ke level Rp 420 per saham, dan saham IBST menanjak 11,63 persen ke level Rp 4.800 per saham.
Sementara itu, saham-saham catat top losers antara lain saham BRAM melemah 20 persen ke level Rp 11.600 per saham, saham PADI tergelincir 20 persen ke level Rp 1.100 per saham, dan saham TIFA susut 15,34 persen ke level Rp 160 per saham.
Di bursa saham Asia, indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 2,04 persen ke level 26.883,51, indeks saham Korea Selatan Kospi merosot 1,69 persen ke level 2.319,71, indeks saham Shanghai tergelincir 1,63 persen ke level 3.208, indeks saham Singapura susut 1,31 persen, dan indeks saham Taiwan berada di posisi 10.329.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, tekanan IHSG didorong efek global. Ini ditunjukkan dari bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah 1 persen dan ditambah bursa saham Asia yang tertekan. Selain itu, investor asing juga melakukan aksi juga mencapai Rp 1 triliun menurut William hal itu juga membuat aliran dana iinvestor asing masuk ke pasar saham kini di bawah Rp 5 triliun.
"Ini lebih ke efek regional dan global," kata William saat dihubungi Liputan6.com.
Padahal dari dalam negeri menurut William sentimen cukup baik. Ini ditunjukkan dari kepercayaan konsumen dan penjualan ritel naik. "Ini menandakan percepatan perekonomian lebih baik," tambah dia.
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini: