Liputan6.com, Jakarta Beberapa studi menemukan pernikahan dan kesehatan memiliki keterkaitan. Dikatakan, menikah mampu memengaruhi tingkat kesehatan seseorang daripada mereka yang masih melajang. Sayang, penelitian terbaru berikut mematahkan asumsi tersebut.
Social Science Quarterly menunjukkan, keterkaitan status hubungan dengan kesehatan individu hanya berlaku pada usia pernikahan sepuluh tahun atau lebih. Sementara, mereka yang belum mencapai angka tersebut, kesehatannya masih sangat rentan. Khususnya kesehatan secara psikis.
Advertisement
Dmitry Tumin, peneliti sosiologi dari Ohio State University, mengatakan, pasangan menikah muda dan usia pernikahan yang masih muda melahirkan individu yang terbilang lemah.
"Kesehatan akan lebih baik pada pasangan yang sudah bersama-sama lebih dari sepuluh tahun, tapi mereka (khususnya wanita yang menikah muda) tidak lebih sehat daripada mereka yang masih melajang," kata Tumin.
Tumin berpendapat, pernikahan menciptakan tanggung jawab dan tuntutan hidup yang besar. Jika individu belum siap untuk menghadapi hal itu, maka kesehatan secara psikis dan fisik rentan terganggu. Dalam penelitiannya, ia juga menemukan individu yang melajang memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan kesehatan yang lebih baik.
"Khususnya wanita, memiliki lebih banyak kebebasan sosial dan ekonomi. Bisa dikatakan wanita melajang memiliki kesempatan lebih baik untuk memikirkan dirinya sendiri, sehingga hidup mereka jadi lebih sehat," katanya.
Tumin juga mencatat, pernikahan mungkin bisa menjadi faktor pemicu stres. "Konflik pekerjaan dan keluarga akan meningkatkan tingkat stres dan membuat individu tidak lebih sehat," ia menuntaskan dikutip dari Marie Claire, Minggu (13/8/2017).